Denpasar – Gempa 6 magnitudo mengguncang Pulau Bali mengakibatkan Ulon Palinggih Padmasana Pura Agung Lokanatha, Lumintang Denpasar runtuh.
Ornamen paksi serta ekor Bedawang Nala Padmasana rusak sehingga Sekda Kota Denpasar, A.AN Rai Iswara bersama pimpinana OPD terkait Pemkot Denpasar meninjau lokasi Selasa 16 Juli 2019.
Sekda Iswara mengatakan guncangan gempa 6 magnitudo sangat keras terasa di Kota Denpasar, hingga dua kali guncangan dirasakan.
“Atas perintah dan seizin Wali Kota Rai Mantra, kami bersama OPD terkait meliputi Dinas PUPR, BPBD Denpasar dan Bagian Kesra Setda segera melakukan langkah langkah yang harus dilakukan dilapangan,” ujarnya.
Langkah awal, pihaknya sudah meminta petunjuk kepada Ida Pedanda yang nantinya dapat dilakukan langkah cepat seperti halnya pembersihan di areal Pura Agung Lokanatha dengan upakara.
“Atas petunjuk Ida Pedanda bersama pemangku Pura Agung Lokanatha akan segera dilakukan pembersihan dengan sesajen terlebih hari ini bertepatan dengan Purnama,” Rai Iswara.
Pemangku Pura Agung Lokanatha Denpasar, Jero Mangku Ketut Tarsana mengaku kejadian sekira pukul 08.18 Wita yang saat itu bersama pemedek di pura sedang melakukan persembahyangan.
Kaget mendengar suara keras benda jatuh dari belaknag Padmasana hingga terlihat berserakan serpihan batu bata yang tidak lain adalah Ulon dari Pelinggih Padmasana.
“Hanya satu pelinggih yang terkena dampak dari guncangan gempa ini yakni Pelinggih Padmasana, hingga saat ini telah dilakukan persiapan untuk mengambil langkah-langkah pembersihan lewat upacara kecil terlebih dahulu,” ujar Jro Mangku.
Kepala Stasiun Geofisika Sangglah Denpasar, Ikhsan mengatakan terdapat tujuh kali gempa susulan dari gempa awal yang berkekuatan 6 magnituodo tersebut.
Gempa berpusat di sebelah selatan pulau Bali dengan diameter lintang 9,11 lintang selatan (LS), bujur 114,54 bujur timur (BT) dan kedalam 68 kilometer. Pusat gempa sangat dekat dengan pusat aktivitas terpadat di Kabupaten Badung, Nusa Dua, Kuta Selatan serta gempa tidak berpotensi tsunami. (riz)