Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat mengunjungi korban gempa Lombok/foto:humas kemeneku |
NUSA DUA – Bantuan pendanaan hingga USD I Miliar siap dikucurkan Bank Dunia untuk membantu pemerintah Indonesia dalam upaya pemulihan recovery dan rekonstruksi di daerah-daerah yang terkena bencana gempa di Sulawesi dan Lombok.
Diharapkan, melalui bantua ini memperkuat ketahanan jangka panjang Indonesia terkait pendanaan pasca bencana.
Pendanaan akan tersedia berdasarkan permintaan dari pemerintah, dengan dipandu hibah US 5 juta untuk bantuan teknis bagi perencanaan terperinci, untuk memastikan rekonstruksi akan bertahan dengan baik dan diterapkan dengan berbasis masyarakat.
Chief Executive Officer Bank Dunia, Kristalina Georgueva menuturkan, pada Jumat 12 Oktober lalu bersama Wapres Jusuf Kalla telah mengunjungi Kota Palu.
“Sangat menggugah hati melihat kehancuran dan mendengar kisah-kisah mereka yang terdampak bencana,” kata Kristalina dalam keterangan resminya pada ajang Pertemuan Tahunan IMF- WBG di Nusa Dua, Badung Bali, Minggu (14/10/2018).
Tentu saja, atas dukungan Bank Dunia ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati atas nama pemerintah Indonesia memberikan apresiasi yang besar.
Indonesia memang mengundang Bank Dunia dan lembaga-lembaga lain untuk membantu pembiayaan dan asuransi risiko bencana karena sudah menjadi hal yang sangat penting bagi Indonesia, terutama karena sering terjadi bencana pada beberapa pekan terakhir.
Pemerintah mengapresiasi perhatian dan dukungan dari masyarakat internasional pada saatkami membutuhkan, termasuk dari Group Bank Dunia. “Memulihkan kehidupan dan mata pencaharian masyarakat yang terdampak bencana adalah prioritas utama pemerintah,” ujar Menkeu Mulyani.
Disebutkna, paket bantuan ini dapat mencakup dana transfer tunai untuk 150.000 keluarga termiskin yang terdampak bencana untuk jangka waktu antara 6 bulan hingga satu tahun. Demikian juga, penguatan sistem perlindungan sosial yang ada ini dirancang untuk mendukung ekonomi dan lapangan kerja lokal selama tahap pemulihan.
Bantuan ini juga diusulkan untuk dapat mencakup program pemulihan darurat baru yang mandiri untuk mebiayai pembangunan kembali fasilitas publik dan aset infrastruktur penting, seperti rumah sakit, sekolah, jembatan, jalan raya, dan infrastruktur pasokan air bersih.
“Ibu Kristalina sudah mengunjungi lokasi gempa di Palu dan melihat sendiri bagaimana upayaupaya pemerintah dalam menanggulangi pasca bencana di sana,” sambungnya.
Melihat langsung kondisi korban dan lokasi gempa itu, kata Mulyani, Kristalina terharu sekaligus terkesan, karena pada saat yang sama kita juga mampu menyelenggarakan pertemuan tahunan ini dengan sangat baik.
“Ini berkat kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla yang mampu membuat Indonesia melakukan multi-tasking dalam waktu yang bersamaan,” demikian Menkeu Mulyani. (rhm)