![]() |
Dandim 1619/Tabanan Letkol Inf Hasan Abdullah memberikan sambutan saat acara coffee morning dengan wartawan |
TABANAN – Dandim 1619/Tabanan Letkol Inf Hasan Abdullah mengingfatkan, jurnalistik memiliki peran besar dalam perjuangan nasional. Baik itu pada masa kemerdekaan, orde baru, orde reformasi hingga saat ini.
Dandim Hasan Abdullah mengungkapkan hal itu saat menggelar acara coffee morning dengan insan media yang bertugas di Kabupaten Tabanan, di Makodim Tabanan, Jum’at (20/4/2018) pagi
Pada acara yang digelar ntuk menjalin keakraban dan sinergitas dengan insan media tersebut, Dandim Tabanan menegaskan peran insan jurnalistik dalam perjuangan nasional sejak dulu hingga sekarang terus menunjukkan signifikansinya.
“Telah tercatat dalam sejarah bahwa sebagian perjuangan kemerdekaan Indonesia dilakukan melalui media jurnalistik,” tegasnya.
Menurut Dandim Tabanan, ditinjau dari latar belakang jurnalistik di Indonesia dapat dikatakan bahwa jati diri wartawan itu sebenarnya identik dengan jati diri prajurit.
“Jika kita mengenal prajurit rakyat, prajurit pejuang, prajurit nasional dan prajurit profesional sebagai jati diri prajurit, tentunya tidak salah bila wartawan juga memiliki jati diri sebagai wartawan rakyat, yang berasal dari rakyat dan mengabdi untuk rakyat; wartawan pejuang, yang berjuang pantang menyerah dengan semangat pengabdian pada bangsa dan negara dilandasi idealisme jurnalistik; wartawan nasional, yang memiliki nasionalisme, serta wartawan profesional yang berpengetahuan luas dan profesional,” paparnya.
Disebutkan, dengan jati diri yang identik tersebut, tentunya TNI dapat bersinergi dengan para insan jurnalistik dalam perjuangan mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia.
“Sinergi tersebut perlu dibangun melalui komunikasi yang baik antara TNI AD dalam hal ini Kodim 1619/Tabanan dengan wartawan yang ada di Tabanan,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut Dandim 1619/Tabanan menyampaikan bahwa sebagian tugas TNI AD saat ini bersinggungan dengan bidang-bidang di luar militer.
Hal itu terkait dengan perspektif ancaman nasional saat ini yang kompleks dan dinamis, sehingga membutuhkan ketahanan nasional yang menyeluruh dalam wadah Sistem Pertahanan Semesta (Sishanta).
“Dalam konteks kompetisi antar bangsa antar negara yang sengit ini, setiap bangsa setiap negara akan menggunakan segala cara untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya. trend saat ini menunjukkan bahwa suatu negara baru akan berani menyerang negara lain secara militer, setelah yakin bahwa unsur kekuatan aspek non militernya seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan stabilitas keamanannya lemah,” paparnya.
Menurut Dandim Hasan Abdullah, dengan adanya trend ancaman tersebut, TNI AD melalui pembinaan teritorial (Binter) berupaya mendukung dan menyempurnakan pembangunan nasional di berbagai bidang di luar militer, yang mana unsur-unsur komponen bangsa di luar militer menjadi leading sectornya, dengan perspektif Sistem Pertahanan Semesta (Sishanta).
“Melalui Binter, TNI AD mendorong dan berupaya meyakinkan bahwa pembangunan nasional di bidang Ipoleksosbud Kamtibmas dapat bersinergi dengan pembangunan kekuatan militer dalam wadah Sishanta,” pungkasnya. (gus)