BANGLI – Komandan Korem 163/Wirasatya Kolonel Inf Nyoman Cantiasa mengingatkan dampak buruk pesatnya perkembangan media sosial (Medsos). Berbagai aplikasi dalam medsos jika tidak disaring bisa memasukkan ajaran radikalisme yang bisa memecah belah persatuan.
Hal itu disampaikan Danrem Cantiasa dalam kunjungannya ke SMAN 1 Bangli, Senin (16/1/2017). “Generasi muda harus dibentengi. Ajaran radikalisme bisa masuk melalui medsos sebagai dampak perkembangan informasi tehnologi (IT),” ujar Danrem dihadapan ratusan siswa dan guru SMAN 1 Bangli.
Untuk membentengi dampak perkembangan medsos, generasi muda harus diberikan pembekalan berupa wawasan kebangsaan, cinta tanah air, rela berkorban termasuk rasa bela negara. Yang paling penting menurut Danrem siswa harus bisa memilah-milah mana yang boleh dilihat dan tidak sebagai dampak perkembangan tekhnologi.
Menyikapi ancaman perpecahan yang terjadi belakangan, dalam kesempatan itu Danrem yang didampingi Dandim 1626/Bangli Letkol Inf Susanto Lastus Manurung mengajak siswa SMAN 1 Bangli untuk merawat kebhinnekaan.
Danrem membeberkan, Bangsa Indonesia dibentuk karena kebhinnekaan suku, ras, agama maupun golongan. Untuk itu dia menyerukan perbedaan jangan dijadikan pertentangan yang akan merusak persatuan. Sebaliknya Danrem ini mengajak kebhinnekaan agar dijadikan potensi. Masyarakat diimbau untuk tidak mudah terprovokasi.
Danrem yang dalam kesempatan itu tampil sebagai pembina upacara juga mengingatkan, siswa SMAN 1 Bangli agar tidak sampai terlibat keributan baik perkelahian maupun geng motor. Disamping ancaman akibat kemajuan tekhnologi, ancaman peredaran narkoba juga harus disikapi. Demikian juga dengan terorisme dan HIV/Aids yang menjadi ancaman serius. (des)