Jakarta– Akhir musim balap internasional 2025 menjadi panggung heroik bagi dua bintang muda binaan PT Astra Honda Motor (AHM), Veda Ega Pratama dan Muhammad Kiandra Ramadhipa.
Dengan torehan yang melampaui ekspektasi, mereka tidak hanya menutup musim di Eropa, tetapi juga menancapkan bendera Merah Putih di level tertinggi ajang FIM JuniorGP dan European Talent Cup (ETC).
Perjuangan keras di sirkuit-sirkuit legendaris Eropa telah membuktikan bahwa talenta balap Indonesia kini berada di garis depan persaingan global!
Aksi Veda Ega Pratama di kancah FIM JuniorGP musim 2025 benar-benar memukau. Pebalap asal Yogyakarta ini mengakhiri musim dengan menduduki posisi 10 besar klasemen akhir, mengumpulkan 70 poin yang bersejarah.
Capaian ini langsung memecahkan rekor tim, di mana Veda berhasil mencetak enam kali finish Top 10 secara beruntun—sebuah rekor konsistensi yang belum pernah dicapai pembalap Indonesia di kejuaraan ini sebelumnya!
Musim ini menjadi fondasi emas bagi Veda. Ia tidak hanya rutin bersaing di barisan depan, tetapi juga sukses dua kali start dari baris kedua grid, menandakan peningkatan performa yang fundamental.
“Saya harus belajar lebih lagi tentang set up motor dan perlu meningkatkan gaya balap. Akhirnya, terima kasih kepada Astra Honda atas kepercayaan, dukungan, dan semua perjalanan yang sudah kami hadapi,” ujar Veda.
Veda kini bersiap melompat ke panggung yang lebih besar: Moto3 World Championship bersama Honda Team Asia tahun depan!
Tidak kalah sensasional, Muhammad Kiandra Ramadhipa menutup musim di posisi kelima klasemen European Talent Cup (ETC) dengan koleksi 129 poin.
Sejak awal, Ramadhipa sudah memberikan kejutan dengan langsung merebut podium pada balapan perdananya di Portugal.
Puncak dramatismenya terjadi saat pembalap berusia 15 tahun ini mengumandangkan Indonesia Raya di Sirkuit Magny-Cours, Prancis, setelah memenangi Race 1. Itu adalah kemenangan perdana Kiandra dan Astra Honda di ajang ETC!
Namun, kejutan terbesar hadir di seri Barcelona awal November lalu. Start dari posisi ke-24, Ramadhipa melancarkan serangan comeback yang luar biasa, berjuang melewati lautan pembalap, dan akhirnya mencetak kemenangan spektakuler.
Kemenangan ini resmi menjadikannya pembalap Indonesia pertama yang berdiri di podium utama ajang ETC! Sebuah torehan emas yang abadi bagi dunia balap Tanah Air.
“Kemenangan di Barcelona menjadi momen tak terlupakan, meskipun pada balapan pamungkas tidak berakhir seperti yang diinginkan. Tahun depan saya akan mencoba mempersiapkan diri lebih baik,” tekad Rama.
Putaran pamungkas di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol, 22-23 November, memang diwarnai drama. Veda berhasil merebut posisi ke-10 di Race 1, namun sayangnya mengalami insiden di Race 2. Ramadhipa juga bernasib serupa, terjatuh di penghujung lomba saat berjuang keras di barisan depan.
Meskipun harus menutup seri terakhir dengan hasil di luar harapan, General Manager Marketing Planning and Analysis AHM, Andy Wijaya, menegaskan bahwa capaian ini adalah bukti nyata keberhasilan pembinaan:
Pihaknya mengapresiasi perjuangan Veda dan Ramadhipa. Mereka membuktikan bahwa pembalap muda Indonesia mampu bersaing di level internasional. Veda kini siap melangkah ke kejuaraan dunia Moto3, dan Ramadhipa juga terus menunjukkan progres yang luar biasa.
“Pencapaian ini adalah hasil kerja keras, disiplin, dan dukungan tanpa henti dari seluruh masyarakat Indonesia,” pungkas Andy.
Dengan semangat Satu Hati Indonesia Juara, penampilan Veda dan Ramadhipa di Eropa telah membuka babak baru, memastikan masa depan balap Indonesia semakin cerah dan akan terus berkibar di panggung global. ***

