Daya Beli Rendah, Industri Kerajinan Bali Andalkan Wisman

5 Juni 2014, 21:13 WIB
ilustrasi

KabarNusa.com, Denpasar – Hasil industri mikro dan kecil (IMK) seperti kerajinan di Bali belum banyak diserap pasar domestik sebaliknya masih mengandalkan pembeli wisatawan mancanegara atau pasar ekspor.
 

Data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, menunjukkan produksi perusahaan atau usaha IMK Bali pada triwulan I 2014, mengalami pertumbuhan negatif atau berkontraksi minus 2,65 persen triwulan (quarter to quarter/ Q-to-Q), jika dibandingkan triwulan IV Tahun 2013.

Capaian pertumbuhan IMK Bali ini, berada pada di bawah pertumbuhan nasional yang sebesar 0,99 persen pada periode yang sama.

Padahal, dibandingkan periode tahunan year on year (y-on-y), IMK  Bali triwulan ini justru mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,94 persen jika dibandingkan triwulan yang sama tahun 2013 lalu.

Bahkan pertumbuhan IMK Bali pada triwulan ini jauh leih tinggi dari angka nasional yang mencapai hanya 4,41 persen. IMK juga mendorong pertumbuhan ekonomi di Bali.

Produk kerajinan yang dipasarkan pelaku usaha di Bali, sangat mengandalkan kedatangan wisatawan terutama asing.

Diketahui, sejak tahun 2006 hingga kini, usaha yang bergelut di IMK sebanyak 83.052 usaha atau 21,92 persen dari total jenis usaha sebanyak 378.798 unit tersebar di delapan kabupaten.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Bali, Sumarjaya Linggih mengatakan, kunci memajukan industri kreatif adalah pemasaran dan jaringan atau network.

Dari tiga kota kreatif yaitu, Bandung, Jogja, dan Bali memiliki ciri khas masing-masing, seperti Bandung dengan fashionnya, sedangkan Bali dikenal kerajinan seperti ukiran.

Diakuinya, daya beli masyarakat saat ini masih kurang, sebab industri kreatif di Bali masih mengandalkan wisatawan mancanegara di bandingkan dengan pembeli lokal.  (kto)

Berita Lainnya

Terkini