Kabarnusa.com –
Pulau Bali identik dengan keindahan pantai yang menjadi daya tarik
wisatawan dalam dan negeri. Menikmati keindahan pantai dan gunung di Pulau Dewata
dibalut kenyamanan itulah semangat yang diusung De Saphhore Cliff Villa berlokasi
di Uluwatu Kabupaten Badung yang baru saja rebranding.
Di bawah
menagemen Prasanthi, kini De Sapphire tampil dengan semangat baru. Sejak
Februari 2016 lalu, tamu atau customer yang menginap, merasakan betul,
atmosfer yang berbeda dibanding sebelumnya.
“Seperti vila yang
lain, Konsep yang kami usung bahwa orang datang ke sini, untuk
bersantai, mencari ketenangan tidak ada keributan, kita sangat jaga soal
itu,” kata Corporate Business Development Manager de Saphhor Cliff
Villa Uluwatu Mariansyah Firman Wijaya JUmat 15 April 2016 malam.
Ketenangan
dan kenyamanan itulah yang terus dipertahankan. Sehingga dipastikan
diatas jam 23.00 Wita, tidak akan ada kegiatan atau kebisingan yang bisa
mengganggu ketenangan tamu.
Untuk menciptakan suasana dan
atmosfer itu, pihaknya dibantu desa adat adat banjar setempat yang
senantiasa menjaga ketenangan di wilayah yang penuh tebing-tebing itu.
Firman
mengungkapkan, selama ini, tamu yang menginap masih dimoninasi
wisatawan asal Australia. Sisanya sekira 10-30 persen, baru pasar Asia.
Dengan
harga yang dipublish untuk standar room vila, dengan tarif Rp1 jutaan,
vila de Saphhie, ingin mempertahankan pasar di posisi menengah dan
hampir ke atas.
Vila yang memiliki pesona view pemandangan menawan pantai
selatan Bali itu, memiliki enam type kamar yang memiliki keunggulan
masing-masing.
Hamparan taman dan pemandangan luas ke pantai dan tebing-tebing terjal nan indah, menjadi paduan dan pesona yang jarang ditemukan di tempat lain.
“Kami masih mengandalkan view laut, kalau
benar-benar dilihat dirasakan pasti berbeda,” tuturnya didampingi
Corporate eCommerce Riesta Afyatika.
Pemandangan nan indah, akan
terasa memanjakan mata ketika pagi hari menyapa. Selain, itu,
pemandangan gunung di Bali, yang bikin takjub setiap mata yang
memandang.
“Pagi hari, kalau tidak terlalu kabut, kita bisa lihat view gunung cukup indah di sana,” sambungnya.
Meski saat ini, industri akomodasi wisata di Badung Selatan, dipandang cukup padat sehingga kompetisi cukup ketat,
Pihaknya menargetkan, dapat menjaring tamu dalam dan luar negeri dengan tingkat okupansi 76 persen perbulan.
“Kami
optimis, sampai akhir tahun ini, rata-rata 76 persen itu, dengan
fasilitas dan keunggulan yang kami tawarkan akan mendapat respons
positif pasar,” katanya.
Dalam penentuan rate kamar itu, kata
Firman, dilakukan lewat analisa yang cukup riil. Bagaimana harga yang
dipatok tidak sembarangan atau tiba-tiba namun memperhatikan rate
kompetitor di wilayah itu.
Tak kalah pentingnya juga, bagaimana
respons market atau pasar. Rate atau harga yang dipatok juga bisa
berubah-ubah, bergantung pada dinamika pasar. (rhm)