![]() |
Inkubasi Akademi Madrasah Digital 4.0 dilaksanakan sejak Juli 2020 dan diikuti oleh 110 pelajar dari 22 Madrasah Aliyah/ist. |
Jakarta – Para pelajar madrasah peserta program inkubasi Akademi
Madrasah Digital 4.0 berhasil menciptakan puluhan prototipe solusi
Internet of Things (IoT) selama delapan bulan mengikuti program
inkubasi Akademi Madrasah Digital 4.0.
Di bawah bimbingan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) dan Kementerian Agama Republik
Indonesia (Kemenag), inkubasi selama tujuh bulan tersebut juga telah
menanamkan pengetahuan dan keahlian kepada para pelajar.
Mereka diajak memanfaatan teknologi digital yang bisa dimanfaatkan untuk
menjawab problem sosial di masyarakat serta meningkatkan produktivitas dunia
usaha.
Group Head Corporate Communication XL Axiata, Tri Wahyuningsih mengatakan,
“Melalui program ini, para pelajar mendapatkan materi dari para para ahli
mengenai dinamika industri sesuai yang ada saat ini di mana pemanfaatan
teknologi digital semakin luas di berbagai bidang.
Mereka juga mendapatkan bimbingan tentang bagaimana menelurkan ide, mendesain
suatu perangkat, hingga pengetahuan dasar teknik perancangan Io).
“Pastinya semua materi itu adalah hal baru bagi peserta, tetapi ternyata
mereka bisa menyerapnya dengan cepat,” tandasnya. Wahyuningsih menambahkan,
inkubasi yang dilaksanakan sejak Juli 2020 dan diikuti oleh 110 pelajar dari
22 Madrasah Aliyah.
Peserta merupakan ahli dari Laboratorium IoT X-Camp milik XL Axiata. Guna
menyesuaikan dengan protokol kesehatan terkait Covid-19, program ini
dilaksanakan secara daring.
Para peserta mengikuti dari rumah atau sekolah masing-masing yang tersebar di
22 kota/kabupaten, di 10 provinsi. Karena itu, proses ini cukup menantang
karena idealnya inkubasi dilaksanakan dalam satu lokasi sehingga proses
bimbingan bisa berjalan secara intensif.
Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah,. A. Umar
menyebut, program Akademi Madrasah Digital adalah bentuk respon untuk
melakukan proses transformasi digital di madrasah.
Kehadiran program ini, menjadi momentum bagi siswa-siswi madrasah untuk unjuk
kemampuan di Bidang Teknologi. Konsep pembelajaran yang diberikan kepada siswa
siswi madrasah melalui Akademi Madrasah Digital yaitu pembelajaran
soft skill dan pendampingan pengembangan prototipe.
Ada lebih dari 1.300 peserta dari 250 Madrasah Aliyah mengirimkan makalah
tentang IoT. Seleksi dilakukan untuk mengetahui tingkat keseriusan peserta,
aspek originalitas, dan seberapa realistis ide-idenya dapat diwujudkan.
Hasilnya, terpilih 22 kelompok peserta, yang terdiri dari 110 pelajar untuk
mengikuti inkubasi di dalam program Akademi Madrasah Digital tersebut.
Total tercipta sebanyak 22 solusi IoT dengan ide yang sangat beragam, sesuai
dengan kebutuhan aktual di masyarakat sekitar mereka, baik terkait dengan
persoalan social, maupun kebutuhan usaha atau bisnis.
Misalnya adalah terkait dengan meningkatkan produktivitas pertanian dan
peternakan, penanganan sampah dan limbah, pencegahan penularan Covid-19,
pencegahan kebakaran, penghematan energi, hingga penjernih udara.
Dari semua karya para pelajar, terpilih tiga karya terbaik, yaitu solusi IoT
bernama “Skyrone” untuk pemantauan lahan jagung, karya Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Insan Cendikia dari Tanah Laut, Kalimantan Selatan, meraih predikat
sebagai The Most Innovative.
Selanjutnya, “Mustech” sebagai solusi monitoring suhu dan kelembaban jamur
tiram karya MAN 2 Majalengka, sebagai
The Most Marketable. Terakhir, “Aquiots” berupa solusi sistem
aquatiponik bagi urban farming, karya MA Darussalam Jombang sebagai
The Most Applicable.
Selain itu, terpilih juga dua solusi terbaik lainnya yang mendapatkan
predikat Top Contender, yaitu “E-Clear” untuk monitoring dan pemilahan
sampah menggunakan teknologi machine learning, karya MAN 2 Nganjuk.
Satu lagi adalah “Medi Gate”, solusi untuk membantu pembatasan jumlah
pengunjung di suatu tempat guna mencegah penyebaran Covid-19, karya MAN 2
Kudus.
Ketiga pemenang kategori terbaik berhak mendapatkan hadiah uang tunai
masing-masing Rp 15 juta dari Kementerian Agama dan modem berserta paket data
sebesar 20 GB selama 1 tahun dari XL Axiata.
Untuk dua pemenang Top Contender masing-masing berhak mendapatkan uang
tunai Rp 10 juta dari Kemenag dan modem serta paket data XL sebesar 20 GB
selama 1 tahun.
Program Akademi Madrasah Digital dirancang secara khusus dengan melihat
kebutuhan para pelajar Madrasah Aliyah di Indonesia. Program menyediakan
serangkaian pelatihan online melalui
http://madrasah.elearn.id
dan offline yang diisi dengan sederet materi pendukung.
XL Axiata memberikan dukungan berupa antara lain menyediakan karyawan dengan
keahlian khusus dan berpengalaman sebagai pengajar dan pembimbing.
(rhm)