Lokakarya kerja sama Dir Krimsus Polda Bali dan BNPT |
DENPASAR – Pegiat media sosial Denny Z. Siregar menyatakan kelompok-kelompok radikalisme kerap menebar teror dan ketakutan lewat jejaring media sosial. Menurutnya, kini seiring perkembangan informasi dan teknologi, kegiatan teror sudah tidak lagi secara fisik.
Teror dilakukan melalui media sosial untuk menimbulkan rasa ketakutan. Salah satunya, penyebaran berita-berita hoax Suriah kemudian dijadikan framing berita.
“Mereka kelompok-kelompok radikalisme menyebarkan berita hoax yg bersifat propoganda,” tegasnya dalam Lokakarya dengan tema “Mencegah Paham Radikal dan Membentuk Komunitas Counter Cyber Terorism” yang di prakarsai oleh Unit Cyber Crime Dit Krimsus Polda Bali bekerja sama dengan BNPT, Rabu (20/12/2017).
Menurutnya, akibat teror dan propaganda kelompok radikal inilah yang kemudian menimbulkan intoleransi. Akibatnya, kondisi ini dapat memecah NKRI. “Karenanyam perlu pemahaman bagaimana mengatasi proganda melalui media sosial dan dibutuhkan komunitas counter terhadap propoganda tersebut,” tegas dia.
Wakil Direktur Reskrimsus Polda Bali AKBP Rudi Setiawan menyampaikan gerakan radikalisme muncul dalam kalangan agama yang menginginkan perubahan ideologi Pancasila menjadi Ideologi salah satu agama.
Teroris di Indonesia disebabkan oleh adanya infomasi di dunia maya (cyberpace). Ada 3 kecendrungan pengguna internet yakni 80%pengguna jejaring sosial, browsing,dan instan massaging adalah remaja dan rentan berpotensi pengaruh propaganda kelompok kelompok radikalisme.
“Kelompok ini memanfaat dunia maya untuk menghasut, mengajak, kaderisasi sehingga berdampak pada intoleransi,” tegasnya.
Kanit cyber Polda Bali kompol I Wayan Wisnawa Sik Msi dalam acara tersebut menyampaikan materi mengenai Bahaya Hoax di media sosial, mengetahui dan mengenal bentuk bentuk pemberitan hoax, dan cerdas menggunakan media sosial.
Sedangkan Satgas anti teror Mabes Polri di wakili oleh AKBP Didik novi rahmanto Sik menyampaikan mengenai perkembangan terorisme di Indonesia dan perubahan sistem perekrutan yang kini menggunakan media sosial dan membuat propoganda dengan isu Radikalisme.
Tujuan Lokakarya adalah untuk membentuk komunitas Counter Cyber Terorism untuk dan mencegah masuknya paham Radikalisme melalui media sosial. (rhm)