![]() |
Tarian sebelum upacara tawur kesanga (foto:hms dps) |
DENPASAR – Sehari sebelum perayaan Nyepi digelaer upacara Tawur Agung (upacara mecaru) sebagai bentuk penyucian alam semesta di Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung dipimpin enam pendeta (Sarwa Sadaka), Senin (27/3/17).
Pelaksanaan Tawur Agung terkait hari raya Nyepi Caka 1939, dihadiri Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra didamping Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara berserta jajarannya.
Tawur agung diawali penampilan tari rejang dewa, lanjut tari pendet oleh ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan Kota Denpasar, tari baris gede dan tari telek. Wali Kota Rai Mantra mengajak masyarakat menjaga kesucian nyepi. Mulai pelaksanaan pengerupukan terutama saat mengarak ogoh-ogoh.
“Saya harapkan semua pihak turut menjaga kesucian nyepi sehingga pelaksanaan catur berata penyepian bisa dilaksanakan dengan baik,” ujar Rai Mantra. Dia berpesan, jangan sampai saat mengarak ogoh-ogoh ada yang meminum minuman keras. Ini untuk meningkatkan pembangunan yang di Kota Denpasar sehingga berjalan dengan baik.
Kabag Kesra Setda Kota Denpasar Gusti Ngurah Mataram mengatakan, Tawur Agung dipuput enam sulinggih Ida Pedanda Gede Telaga dari Griya Gede Telaga Sanur, Ida Pedanda Gede Jelantik Giri Puspa dari Griya Budha Santian Ubud, Ida Resi Bujangga Waisnawa Kertha Bhuana dari Griya Batur Giri Murti, Ida Pandita Dukuh Acharya Dhaksa dari Griya Padukuhan Samiaga Penatih, Ida Sri Empu Dharma Sunu dari Geriya Sira Empu Pande, dan Ida Pandhita Empu Nabe Dhaksa Merta Yoga dari Griya Agung Beraban Denpasar.
![]() |
Wali Kota Denpasar IB Rai Mantra ikuti upacara tawur kesanga (foto:hms dps) |
“Melalui pelaksanaan tawur agung kami mengharapkan masyarakat dan Kota Denpasar selalu damai termasuk dalam menyamput pelaksanaan catur brata penyepian,” ujarnya. Ketua Panitia Penyelenggara Cok Wisnu Wardana menambahkan tawur agung merupakan upacara tawur tertinggi menginggat menggunakan sarana kerbau untuk tawur tersebut.
Mengingat menurut urutan tawur Cok Wisnu menambahkan urutan tertitinggi dari tawur yaitu kerbau, kemudian angsa, itik blang kalung dan paling bawah ayam brumbun. Adapun rangkaian Tawur Kesanga di Kota Denpasar adalah Upacara Melis, Mendak Tirta, Upacara Mepepada, dan Tawur Agung Kesanga.
Rangkaian didahului Mepepada yaitu peyucian pada binatang yang dipakai untuk Tawur yang dilaksanakan beberapa hari lalu bertempat di Lapangan Puputan Badung.
Cok Wisnu menambahkan pelaksanaan upacara Mepepada untuk mempersembahkan hewan kurban diantaranya Kerbau, sapi, kambing, penyu, kucit, anjing, bebek angsa, ayam panca warna, bebek belangkalung, dan bebek bulu sikep dan berbagai jenis hewan lainnya.
Melalui tawur agung ini diharapkan dapat menyomoia semua hal-hal negative yang ada di alam semesta ini. Usai pelaksanaan tawur agung dilanjutkan dengan pelaksanaan pawai ogoh-ogoh di seputaran lapangan puputan ini.
“Kita harapkan melalui rangkaian kegaiatan upacara ini diharapkan pelaksanaan nyepi lancar sesuai dengan brata penyepian,” ujarnya. Kedepan masyarakat diharapkan lebih bisa mengintropeksi diri untuk mewujudkan Kota Denpasar dan Pulau Bali yang aman. (gek)