Kabarnusa.com – Putu Rio bocah usia 7 tahun selalu terbaring lemah tak berdaya menunggu uluran tangan dermawan setelah mengalami mati suri sejak beberapa tahun ini.
Bocah malang itu dirawat sang Wayan Satya Murni dan suaminya. Meskipun sedih melihat kondisi anaknya, namun Murni tak putus berharap ada uluran para dermawan untuk membantu putranya.
Selama 6 tahun lebih terbaring tak berdaya. Sejak umur 18 bulan, Rio hanya mengkonsumsi asupan nutri dari selang sonde yang dimasukkan melalui hidung.
Nutrisinya pun hanya coconya susu merek tertentu, karena merek lain, kata ibunya, tidak bisa masuk.Bantuan rutin dari Pemerintah, yang Rp 300.000,-,ditambah penghasilan ayahnya sebagai pegawai koperasi di Desa Sibetan,sangat tak cukup untuk merawat Rio.
RS Karangasem memang telah menggratiskan seluruh pemasangan selang sonde dan obatnya, setelah senator Bali 2004-2014, Wayan Sudirta mendampinginya ke RS,beberapa pekan lalu.
“Kami berterimakasih kepada yang berkenan membantu anak kami, Putu Rio. Ia tidak bisa bergerak, mengunyahpun tidak mampu nutrisia hanya bisa masuk dengan selang sonde, ” kata Murni Selasa 15 September 2015.
PIhaknya ingin, merawat sendiri dan berharap ada mukjizat dari Ida Hyang Widhi Wasa.
Bagi, dermawan yang berkenan menyumbang, bisa mentransfer ke rekening atas nama Ni Wayan Satya Murni, BRI No. 4608-01-007751-53-3,unit Bebandem.
Walau hanya Rp 5000,-, bila uluran tangan datang dari ratusan atau puluhan ribu warga yang peduli, pasti akan sangat menolong.
Selama 7 tahun merawat sang putra, Murni merasakan beban beratnya.
Meski demikian dia tidak pernah putus asa. Secara rutin, bersama suaminya dengan penuh kasih sayanga merawat Rio, memberikan supan susu tiap 4 jam, sehinga malam pun harus begadang.
Tiap beberapa bulan, selang sondenya harus diganti dan Putu Rio itupun dibonceng dengan sepeda motor dari Dusun Dukuh, Desa Sibetan, ke RS Karangasem.
“Kata dokter yang merawat, sangat berat menyembuhkan penyakit anak saya,” cerita Murni saat disambangi Calon Bupati Karangasem yang diusung PDI Perjuangan Wayan Sudirta.
Hanya saja, sebagai orang tua, Murni yang merawatnya sejak bayi sampai sekarang, merasakan dan mengharapkan ada keajaiban dari Tuhan.
“Saya berharap ada keajaiban, saya hanya ingin anak saya bisa sembuh, Saya dan suami tidak pernah menyerah, tidak berhenti berdoa, walaupun kondisi kami berat,” tuturnya terbata-bata. (gek)