BANGLI- Desa Wisata Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali, menyediakan hutan bambu untuk mengantisipasi lonjakan kunjungan wisatawan saat libur Natal 2024 dan tahun baru 2025 (Nataru).
“Kami terus melakukan inovasi-inovasi, salah satunya hutan bambu sekarang, ini alam yang kami jaga luasnya 45 hektar yang merupakan lahan konservasi di desa yang sudah disepakati masyarakat Penglipuran,” ucap Manajer Desa Wisata Penglipuran, I Wayan Sumiarsa, pada Rabu 18 Desember 2024.
Sumiarsa menambahkan, bila melihat periode yang sama tahun 2023 lalu, dalam satu hari mereka bisa menerima 9.000 wisatawan. Namun, kapasitas awal desa ini hanya cukup 2.000 wisatawan.
Hutan bambu ini, lanjutnya, akan menjadi area tambahan yang mengedepankan nilai sosial, sejarah, dan ekologi.
Hutan bambu ini juga dinilai akan menjaga kelestarian dan keberlanjutan Desa Wisata Penglipuran, khususnya saat periode libur akhir tahun, karena mencegah penumpukan wisatawan.
Sebagai informasi sebelumnya Desa Wisata Penglipuran dinobatkan sebagai desa terbersih ketiga di dunia oleh Green Destinations Foundation pada tahun 2016.
Salah satu daya tarik desa ini adalah, wisatawan tidak boleh menggunakan kendaraan bermotor untuk menjelajahi desa alias harus berjalan kaki. Hal inilah yang menyebabkan suasana dan udara di Desa Wisata Penglipuran tetap bersih.
Acara libur akhir tahun di Desa Penglipuran
Selain fasilitas baru berupa hutan bambu, Desa Penglipuran juga menawarkan atraksi lain untuk wisatawan pada momen libur akhir tahun.
“Kami akan membuat atraksi budaya dengan yowana tanggal 28 Desember dan 1 Januari yang kami prediksi kunjungannya tinggi,” kata Sumiarsa.
Pengunjung yang membayar tiket dari Rp 25.000 sampai Rp 50.000 itu juga bisa melihat pertunjukan bebarongan oleh para pemuda Bangli.***