Detik-Detik Kekerasan yang Memicu Amarah Komunitas Driver Online

insiden kekerasan tragis yang menimpa seorang driver Shopee Food dan kekasihnya di Sidoarum, Godean, Sleman, pada Kamis malam, 4 Juli 2025,

6 Juli 2025, 11:01 WIB

Sleman – Sebuah insiden kekerasan tragis yang menimpa seorang driver Shopee Food dan kekasihnya di Sidoarum, Godean, Sleman, pada Kamis malam, 4 Juli 2025, sekitar pukul 21.30 WIB, telah menyulut kemarahan besar di kalangan komunitas driver online.

Peristiwa ini bukan sekadar keterlambatan pengantaran, namun berujung pada dugaan penganiayaan fisik yang tidak bisa diterima.

Menurut keterangan Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Agha Ari Septyan, insiden bermula dari hal sepele: keterlambatan pengantaran pesanan Shopee Food sekitar lima menit.

Keterlambatan ini, yang disebabkan oleh sistem Shopee yang memberikan double order kepada driver, ternyata memicu emosi berlebih dari seorang customer berinisial T. Pelaku, yang mengaku berprofesi di bidang pelayaran, tak terima dengan keterlambatan tersebut hingga memicu adu mulut yang tegang.

Ironisnya, momen perdebatan sengit ini terekam jelas oleh kamera ponsel kekasih driver, dan tak butuh waktu lama untuk video tersebut viral di media sosial TikTok.

Situasi yang awalnya hanya adu argumen, mendadak memanas dan berujung pada dugaan kekerasan fisik berupa cakaran dan jambakan rambut terhadap korban.

“Korban mengalami luka cakaran dan merasa dijambak. Laporan masuk ke kami pada Jumat dini hari sekitar pukul 02.00 WIB,” tegas Kasatreskrim Polresta Sleman kepada awak media pada Jumat, 5 Juli 2025.

Kasus ini kini tengah ditangani pihak kepolisian, dan ribuan driver online lain menuntut keadilan agar kejadian serupa tidak terulang.

Tidak lama setelah laporan dibuat, solidaritas antar-driver ojek online memuncak. Ratusan driver mendatangi rumah terduga pelaku T di Godean pada Jumat dini hari. Pada malam itu, T telah diamankan di Polsek Godean sebelum massa tiba dan kemudian dibawa ke Polresta Sleman.

“T telah membuat video permintaan maaf saat berada di kantor kami, namun massa tetap tidak puas dan sempat kembali mendatangi rumah terduga pelaku,” ujarnya.

Merasa tidak puas dengan proses hukum, sekelompok massa driver ojol merusak fasilitas umum, termasuk satu unit mobil patroli polisi dirusak, didorong, digulingkan, dan kacanya dihancurkan.

Polisi juga mencatat beberapa kerusakan kecil lain termasuk pada tiang lampu dan CCTV yang sempat dipukul, namun tidak rusak.

“Mobil kita juga tadi sempat diseret di jalan, digulingkan. Terus kaca-kaca dipukulin semua. Lampu trotoar di atas juga tadi dicopot,” katanya.

Pihaknya sudah mengantongi nama-nama pelaku perusakan tersebut dan akan segera mengambil langkah hukum

“Kita sudah kerjasama sama toko-toko yang ada di sana, kita juga sudah minta CCTV-nya. Dari warga-warga juga kita sudah mintakan keterangan seperti dari rekamannya yang tadi pagi, kita sudah dapat mengantongi lah nama pelakunya,” imbuhnya.

Hingga kini, pihak kepolisian masih memeriksa T dalam status saksi, sambil mendalami rekaman CCTV di lokasi kejadian untuk memastikan siapa pelaku penganiayaan terhadap driver dan pasangannya.

“Korban belum sempat kami periksa karena masih meminta waktu. Jadwal pemeriksaan akan dilakukan hari ini sekitar pukul 10.00 WIB,” katanya.

Lanjut Agha memastikan situasi di lokasi kejadian kini sudah kondusif. Ia juga mengimbau seluruh pihak, khususnya komunitas ojol, untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan anarkis atas nama solidaritas.

“Solidaritas itu penting, tapi tidak bisa dibenarkan jika diwujudkan dalam bentuk pelanggaran hukum.Jadi kami minta agar tidak ada tindakan main hakim sendiri. Setiap bentuk kekerasan dan perusakan akan kami tindak tegas,” pungkas pungkasnya.***

 

Berita Lainnya

Terkini