Kabarnusa.com – Keinginan warga dan pihak SMPN 3 Mendoyo agar dibangun jembatan di atas sungai Yehembang, untuk penyebrangan siswa dan warga, ternyata mendapat dukungan dari DPRD Jembrana.
Dewan berjanji akan memfasilitasi serta memperjuangkan hingga pembangunan jembatan tersebut terujud.
Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa, mengatakan, keinginan masyarakat Yehembang dan pihak sekolah agar dibagun jembatan gantung untuk mempermudah dan mempercepat siswa pergi ke sekolah adalah sangat pantas untuk difasilitasi dan diperjuangkan.
Mengingat pembangunan jembatan tersebut semata-mata untuk kemajuan dunia pendidikan.
“Sekolah tidak akan berfungsi dengan baik jika tidak didukung dengan fasilitas yang memadai. Pembangunan Jembatan itu penting karena untuk menunjang pendidikan. Tentunya nanti pembagunan jembatan itu melalui kajian,” terangnya belum lama ini.
Menurut Sugiasa, dalam melakukan kajian nanti perlu menjadi perhatian adalah kelancaran siswa menuju sekolah, terutama keselamatan.
“Memang sekarang ini siswa bisa melewati jalan raya Denpasar-Gilimanuk, tapi jaraknya jauh karena memutar dan membahayakan keselamatan siswa di jalan. Mengigat arus lalu lintas dijalur utama sangat padat,” ujarnya.
Lagi pula, bagi siswa yang menyebrangi sungai, juga sangat membahayakan bagi siswa karena air sungai sewaktu-waktu bisa besar, terutama saat musim hujan.
Karena itu, pihaknya akan memfasilitasi dan memperjuangkan pembangunan jembatan tersebut hingga terujud. Namun pihaknya mengharapkan Perbekel Yehembang mengajukan permohonan ditujukan kepada Bupati dan ditembuskan ke DPRD Jembrana.
“Kami akan segera turun untuk mengecek ke lokasi untuk mendapat gambaran situasi yang sebenarnya. Mungkin Senin mendatang kami akan turun,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Perbekel Desa Yehembang I Made Semadi dan pihak SMPN 3 Mendoyo mengharapkan pemerintah daerah bisa membangun jembatan gantung di atas sungai Yehembang, tepatnya di timur SMPN 3 Mendoyo.
Pembangunan jembatan tersebut sangat penting karena jalan alternatif yang ditempuh puluhan siswa SMPN 3 Mendoyo yang berasal dari Banjar Bungbungan, Banjar Kaleran dan Banjar Wali serta sebagian Banjar Balai Agung terputus oleh sungai Yehembang yang luas 25 meter dengan air yang cukup dalam.
Karena kondisi itu puluhan siswa sekolah setempat terpaksa menyebrangi sungai karena tidak ingin terlambat tiba di sekolah.(dar)