Kabarnusa.com – Ketua Umum DPP PDIP mengaku kerap dikhianati oleh teman ataupun lawan politiknya
namun beruntung dengan keteguhan sikap dan kesabaran revolusiner yang dimiliki tetap
mampu bertahan dan membesarkan partainya.
Saat menyampaikan pidato politik di hadapan ribuan peserta dan tamu undangan dalam
pembukaan Kongres IV PDIP di Hotel Grand Bali Beach Sanur, Denpasar, Megawati banyak berbagi cerita perjalanan politik hingga
nasehat kepada kader.
Awalnya, Mega berbicara seputar forum
tertinggi kongres yang harus dirawat dan dijaga dengan sejujurnya, dengan hati
dan nurani.
Diharapkan, ajang forum tertinggi partai itu, di mana dalam menelorkan kebijakan
dan keputusan agar berlandaskan musyawarah untuk mufakat dan gotong royong yang
menjadi landasan pokoknya.
Kemudian, dia menyemangati kader partai berlambang banteng moncong putih, agar
tetap teguh pada perjuangan ideologis partai.
“Saya teguh pada ideologi perjuangan partai, jangan goyah,
perkuatlah tradisi gotong royong,” tandas Mega, Kamis (9/4/2015).
Gotong royong menjadi
kekuatan PDIP selama ini yang dipegang sehingga dipercaya rakyat dalam pemilu
dan pilpres..
Dia melanjutkan, jargon yang senantiasa
dipegang menjadi kekuatan PDIP adalah melakukan berbuat ‘satu untuk semua dan semua
untuk satu atau ‘one do all, all do for
one’
“Ini perenungan poltik saya ,sejak masuk organisasi, jadi anggota biasa
kibarkan bendera perjuangan PDIP hingga menjadi ketua umum.
Pentingnya insan politik memiliki kesabaran revolusiner yang bertumpu pada
kebaikan dalam diri, saya terus berjuang dan bergerak untuk maju.
Baginya, politik itu harus berlandasrkan watak kejujuran bukan memenangi atas
dasar nafsu kekuasaan.
“Karena kekuasaan lebih banyak pengkianatan, saya berulangkali ditusuk dari
belakamg karena ambisi politik kekuasaan,” tegasnya disambut appalus hadirin.
Kendati kerap ditikam dari belakang, namun Mega bersyukur karena terus berserah
pada Tuha sehingga diberi kekuatan dan bisa lolos dari cobaan. (rhm)