Dijenguk Cabup Sudirta, Penderita Stroke Ini Menangis Haru

23 November 2015, 20:23 WIB

Kabarnusa.com – Kedatangan secara tiba-tiba calon Bupati Karangasem Wayan Sudirta menemui Nyoman Sulatra (55) membuat pria asal Dusun Tegenan, Desa Menanga, Kecamatan Rendang ini tak bisa menahan tangis haru.

Kepada Cabup dari PDIP itu, Sulatra mengaku, sebelumnya sempat menyaksikan saat Sudirta tampil dalam Debat Cabup-Cawabup’ di televisi swasta berdebat dengan 2 pasangan lainnya.

Sulatra yang berjuang melawan sakit stroke sejak 3 tahun lalu  tidak menyangka jika Sudirta akan datang menjenguk di rumahnya.

Dia juga mengaku sering melihat Sudirta menjenguk penderita cacat dan sakit permanen yang lain di Karangasem.

Sudirta sudah lama punya program peduli warga kurang mampu melalui Yayasan Bunda Luh Ronce yang dibangunnya untuk menghormati mendiang ibunya, terus turun ke masyarakat.

Sudah ratusan penderita cacat permanen dan miskin di 8 kecamatan di Karangasem, mendapat sentuhan berupa bantuan sembako, santunan uang, sementara yang sakit dibantu berobat ke rumah sakit, seperti mendiang Putu Rio dari Desa Sibetan, Kec. Bebandem.

“Saya prihatin, dengan warga Karangasem yang miskin, lalu menderita sakit dan cacat permanen, cukup banyak,” kata Sudirta.

Walaupun pemerintah sudah menyiapkan program berobat gratis, bagi warga yang miskin seperti Sulatra, masih sulit untuk mengakses pengobatan di Puskesmas sekalipun. Karenanya, Sudirta makin yakin, tambahan 2 ambulan untuk Puskesmas akan sangat membantu.

Agar mekanismenya bekerja dan bisa melayani warga seperti Nyoman Sulatra ini, yang di Karangasem cukup banyak, maka  Kepala Dusun, Kelian Banjar, Kepala Desa, Kepala Puskesmas, Kader Posyandu, harus bahu membahu membantu Saudara-saudara kita yang nasibnya seperti Nyoman Sulatra ini.

“Jangan mereka ditinggalkan sendiri, seakan negara tidak hadir pada penderitaan mereka,’’ sambung Sudirta.

Selama ini, penderita sakit permanen serta warga cacat di Karangasem kurang bisa mengakses layanan kesehatan. Penyebabnya, karena mereka sangat miskin, sementara keluarga dan tetangganya pun tidak punya kemampuan untuk membantu. (kto)

Berita Lainnya

Terkini