![]() |
Peresmian Galeri Tenun Limarasan Diak di Atambua, Belu, NTT |
KUPANG – Galeri Tenun ‘Limarasan Diak’ di Kota Atambua, Kabupaten Belu, wilayah batas negara RI-Timor Leste diharapkan bisa menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Nusa Tenggara Timur. Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT Naek Tigor Sinaga meresmikan Galeri Tenun ‘Limarasan Diak’ di Kota Atambua, Kabupaten Belu, wilayah batas negara RI-Timor Leste.
Kelahirannya merupakan bagian Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dan salah satu bentuk dukungan Bank Indonesia terhadap Program Nawacita yang digulirkan Presiden Joko Widodo.
Menurut Tigor, sebagai bagian implementasi Nawacita, bahwa pemerintah berkomitmen terhadap pembangunan karakter dan pengembangan pariwisata serta ekonomi kreatif di Indonesia dan secara khususnya di Kabupaten Belu NTT. Tigor menegaskan hal itu, saat peresmiannya di Atambua, Senin 3 Desember 2018.
“Galeri Tenun Limarasan Diak di Haliwen, Kelurahan Manumutin Kecamatan Kota Atambua itu bisa terlaksana berkat sinergi Pemerintah Provinsi NTT, Pemerintah Kabupaten Belu dan Dekranasda Kabupaten Belu,” ucapnya dalam siaran persnya, Rabu (4/12/2018).
Gedung Galeri Tenun dinamakan dalam Bahasa Tetun (bahasa daerah di Kabupaten Belu) yaitu “Limarasan Diak” atau Karya Kerajinan tangan yang bagus.
Melalui galeri tenun pengrajin tenun ikat di Kabupaten Belu dapat memiliki wadah untuk memamerkan dan memasarkan tenun ikat tersebut sehingga diharap dapat menjadi daya tarik pariwisata di provinsi berbasis kepulauan ini.
“Kami juga berharap gedung yang megah dengan arsitektur menarik ini dapat menjadi Ikon Kota Atambua,” imbuhnya.
Dia mengatakan galeri tenun bisa dikembangkan menjadi Pusat Informasi Tourism di Kabupaten Belu bekerjasama dengan dinas terkait lainnya seperti dinas pariwisata dan lainnya sebagai salah satu prasyarat pelayanan kepada wisatawan.
Dengan berkembangnya pariwisata maka akan meningkatkan cadangan devisa dan membantu mengurangi defisit neraca berjalan di Indonesia.
Bupati Belu, Willybrodus Lay mengapresiasi Bank Indonesia yang bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Belu melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) untuk membantu masyarakat di kabupaten batas negara itu.
Menurut Wily Lay, sapaan akrab Bupati Belu, galeri tenun ini sangat bermanfaat dan membantu para penenun dalam memamerkan dan mempromosikan hasil tenun yang telah dihasilkan.
Selain itu galeri tenun juga akan menjadi titik berkumpulnya para penenun yang tidak saja dari Belu tetapi juga dari daerah lain seperti dari Kabupaten Malaka dan Kabupatrn Timor Tengah Utara (TTU) sebagai daerah tetangga.
Dewan kerajinan daerah (Dekranasda) Kabupaten Belu agar memanfaatkan sebaik mungkin fasilitas itu serta merawatnya sebagai aset bersama. “Ini aset yang baik dan bisa mendukung kemajuan dan kesejahteraan khususnya para penenun sehingga agar tetap dijaga dan dirawat,” harapnya. (arh)