Gubernur Koster menjelaskan komsep Bali Energi Bersih dan Ekonomi Kerthi Bali Dihadapan Dubes Owen/Dok. Humas Pemprov Bali |
Denpasar – Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen J menyampaikan keinginan untuk menjalin kerja sama sektor sektor pendidikan, sumber daya energi terbarukan dan digital kreatif di Provinsi Bali.
Hal itu disampaikan Owen saat bertemu Gubernur Bali, Wayan Koster di Jayasabha Denpasar, pada, Selasa (2/11/2021).
Owen juga memberikan apresiasi karena Bali telah mampu menangani pandemi Covid-19 dengan baik.
Kedatangan Dubes Inggris ke Bali, dalam rangka untuk ikut serta mensukseskan penyelenggaraan KTT G20 di yang akan berlangsung pada tahun 2022 mendatang.
“Kami siap mensuport G20, dan sangat mengapresiasi penanganan Covid-19 ini,” ujar Owen dalam keterangannya.
Dia kembali menyampaikan permohonan kerja sama di sektor pendidikan, sumber daya energi terbarukan dan digital kreatif.
Khusus kerja sama di sektor pendidikan, akan dilaksanakan di daerah Bali untuk Bahasa Inggris dan literasi digital.
Selain bidang tersebut diatas, sebelumnya ada program persiapan mitigasi bencana terorisme yang sudah dilaksanakan bersama Pemerintah Provinsi Bali.
Gubernur Bali, Wayan Koster menyampaikan perkembangan Covid-19 di Bali yang sudah cukup baik, melandai, dan mulai stabil.
Hal ini dikarenakan pencapaian vaksinasi di Bali sudah tinggi, untuk vaksinasi suntik ke-1 telah mencapai lebih dari 100% dan vaksinasi suntik ke-2 mencapai lebih dari 85%, sehingga hal ini terjadinya pembentukan (herd immunity) atau kekebalan kelompok di Bali.
“Hal ini menjadi prioritas Pemerintah Pusat. Mengingat Bali pada tahun 2022 mendatang akan menjadi tuan rumah pertemuan internasional G20,” tuturnya.
Pihaknya harus menerapkan disiplin prokes seuai arahan Presiden RI, Joko Widodo agar Wisatawan Mancanegara boleh dibuka, tetapi Covid harus dijaga agar G20 kondusif.
Soal sumber daya energi terbarukan yang disampaikan Dubes Inggris, Gubernur Bali, Wayan Koster menegaskan saat ini Bali telah memiliki regulasi untuk menjaga alam Bali ini agar tetap harmonis dan suci berserta isinya.
Hal itu sesuai terbitnya: pertama Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih; kedua Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Jadi Kita akan dorong pembangkit listrik yang ramah lingkungan, sekarang sudah mulai berjalan dan tidak boleh lagi menggunakan bahan bakar batu bara.
“Solusinya, kita harus memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya, dan ini Kami dorong juga difungsikan di wilayah perkantoran, perumahan, hotel, hingga tempat lainnya, “jelasnya.
Agar kehidupan masyarakat di Bali sehat, maka harus didukung suplai makanan sehat memanfaatkan hasil pertanian organik yang saat ini sedang berjalan di Bali dengan mengacu pada Perda Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2019 tentang Sistem Pertanian Organik.
Koster juga menjelaskan arah pembangunan Provinsi Bali yang telah disusunnya sesuai dengan konsep kearifan lokal Bali yang dikenal dengan nama Ekonomi Kerthi Bali. Ekonomi Kerthi Bali merupakan hasil inspirasi dari warisan leluhur.
“Saya telah melaunchingnya pada Rabu (Buda Wage, Warigadean), 20 Oktober 2021 dengan tujuan untuk mewujudkan Bali Berdikari dalam Bidang Ekonomi, dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai filosofi Sad Kerthi dengan menerapkan 11 (sebelas) prinsip,.
Diantara 11 prinsip dasar itu diantaranya Ekonomi dibangun/dikembangkan dari sikap mensyukuri / memuliakan kekayaan, keunikan, dan keunggulan sumber daya lokal alam Bali beserta Isinya sebagai anugerah dari Hyang Pencipta.
Kedua, ekonomi yang dibangun/dikembangkan sesuai potensi sumber daya lokal Alam Bali beserta isinya dan ketiga, Ekonomi dibangun/dikembangkan oleh krama Bali secara inklusif, kreatif, dan inovatif.
Dalam Ekonomi Kerthi Bali ada 6 sektor unggulan sebagai pilar perekonomian Bali, mulai dari: Sektor Pertanian dalam arti luas termasuk peternakan dan perkebunan, Sektor Kelautan/Perikanan, Sektor Industri, Sektor Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi, Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital; dan Sektor Pariwisata.
Belajar dari pengalaman dalam berbagai kejadian, sudah waktunya Bali mengembangkan perekonomian yang tidak lagi menggantungkan pada satu kantung, yaitu sektor pariwisata.
Bali harus mengambil pilihan mengembangkan perekonomian yang bersumber dari keorisinilan dan keunggulan sumber daya lokal meliputi: alam, krama, dan kebudayaan Bali sebagai sumber daya potensial pada sektor pertanian, kelautan/perikanan, dan industri kerajinan rakyat.
“Khusus ekonomi digital, kami dorong agar memasarkan produk-UMKM, memanfaatkan teknologi digital, karena sangat efektif, efisien, produktif, serta bernilai tambah,” jelasnya. (rhm)