Dukung Jokowi, Srikandi Golkar Ini Dipecat

29 Mei 2014, 22:23 WIB
Dewa+Ayu+Wigunawati
Dewa Ayu Sri Wigunawati (kanan, baju putih) (Foto:KabarNusa)

KabarNusa.com, Denpasar – Srikandi
Partai Golkar Bali Dewa Ayu Sri Wigunawati rela mempertaruhkan karir
politiknya lantaran mendukung Capres Joko Widodo dan Cawapres M Jusuf
Kalla dia dipecat dari kepengurusan dan keanggotaan partai beringin.

 

Surat
pemecatan diteken Ketua DPD Partai Golkar Bali Ketut Sudikerta pada
tanggal 27 Mei 2014 dengan melampirkan beberapa alasannya. Di antaranya,
Wigunawati dianggap tidak mengindahkan perintah dan kebijakan
organisasi dalam pilpres dengan mendukung pasangan Jokowi JK.

Anehnya,
pada hari yang sama, ia juga mendapat surat yang isinya sama namun
dibuat oleh pengurus lainnya yakni Wakil ketua DPD Partai Golkar Ketut
Suwandi. Bahkan, tidak hanya dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Badan
Pemenangan Pemilu Bappilu, namun juga dari anggota partai.

Karuan,
pemcetan itu membuat calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pemilu
lalu itu kaget dan tidak habis pikir dengan sikap petinggi partainya.

“Saya
dipecat lantaran mendukung pencalonan Jokowi JK,” tegasnya ditemui di
sela deklarasi Tim Sukses Pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla Provinsi
Bali di Lapangan Renon Denpasar, Kamis (29/5/2014).

Padahal sejak
awal dia telah menyampaikan alasan kepada induk partainya lantaran dia
mendukung JK salah satu kader terbaik yang juga mantan Ketua Umum Partai
Golkar.

Dia sebenarnya, telah menyatakan mengundurkan diri untuk menjadi struktur partai dan bukan anggota.

Pasalnya, sampai saat ini, dirinya belum pernah menyatakan mundur atau mengembalikan kartu tanda anggota partai.

Wigunawati
menegaskan, telah melaksanakan kebijakan partai, jika ada kader yang
mendukung Prabowo-Hatta, maka harus meletakkan jabatan struktural.

Hanya
saja, ditengah perjalanan surat tertanggal 22 Mei yang diajukan dirinya
mundur dari kepengurusan, kemudian justru dia mendapat sanksi berat
organaisasi berupa pemberhentian dengan tidak hormat alias dipecat.

“Padahal
yang saya bayangkan, ada surat yang mengizinkan saya untuk mundur dan
bukan pemecetan,” ucap vokalis Golkar yang juga aktivis perempuan di
Bali itu.

Jadi, seolah-olah dirinya dianggap telah melakukan dosa besar dan melakukan pengkhianatan terhadap partai.

Atas
kesewenangan partainya itu, dia mengaku belum menyampaikan sikap. Saat
ini, dia ingin fokus tetap pada sikapnya mendukung Jokowi. Juga terhadap
JK yang merupakan kader senior Golkar yang menurutnya, sangat tepat dan
layak untuk membawa perubahan Indonesia ke depan lebih baik lagi. (gek)

Artikel Lainnya

Terkini