Kabarnusa.com – Adanya kelangkaan gas 3 kilogram di Jembrana patut diperhatikan agar jangan berlarut-larut. Apalagi gas tersebut umum digunakan masyarakat kalangan bawah yang disubsidi pemerintah.
Ketua DPRD Jembrana, I Ketut Sugiasa, mengatakan permasalahan barang yang disubsidi pemerintah ini harus menjadi perhatian. Apabila tidak ada tindakan akan berlarut-larut dan yang dirugikan masyarakat kecil.
“Ini kan tidak masuk akal, ini yang harus diawasi oleh aparat, atau instansi yang berkaitan,” terangnya Kamis (14/5/2015).
Barang subsidi termasuk gas ini, sangat rawan dimanipulasi. Karena itu pengawasan harus dilakukan baik di SPBBE ataupun pangkalan gas.
Apakah sudah terdistribusikan dengan benar. Bukan tidak mungkin ada permainan mengoplos gas 3 kg ke gas 12 kg, seperti yang berhasil diungkap polisi beberapa waktu lalu di Jembrana.
“Harus ada pengawasan yang ketat, ini kan bisa saja terjadi. Entah siapa yang bermain, kami harapkan semuanya ikut mengawasi,” sambungnya.
Saat ini di tingkat pengecer di beberapa daerah di Jembrana sulit mendapatkan gas tabung 3 kilogram. Bilapun ada, harga untuk satu tabung naik cukup tinggi. Berkisar antara Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu.
Padahal di tingkat agen sejatinya dijual antara Rp 14.500 hingga Rp 15 ribu.
Kondisi ini sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Namun dari informasi, di sejumlah agen stok tabung gas masih normal, dengan permintaan yang cukup tinggi.
Di sisi lain, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, I Made Yasa mengaku akan menurunkan tim untuk melakukan operasi pasar khususnya harga gas khususnya yang disubsidi.(dar)