Empat bayi kembar anak pasangan Putu Agra Ricna Sukarmawan dan Luh Gede Irin Pradnyawati lahir dengan selamat di Rumah Sakit Ibu Anak Puri Bunda Denpasar Bali/foto:istimewa |
DENPASAR– Empat bayi kembar anak pasangan Putu Agra Ricna Sukarmawan dan Luh Gede Irin Pradnyawati berhasil dilahirkan dengan selamat lewat operasi cesar di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda Denpasar Bali.
Keempat bayi mungil itu lahir pada 1 Agustus 2018 setelah dalam kandungan 32 Minggu berkat kerja keras tim Medis RS Puri Bunda dibawah pimpinan dr IB Semadi Putra. Bayi kembar empat itu, merupakan hasil pemanfaatan ilmu kedokteran yakni teknologi reproduksi berbantu atau yang dikenal program bayi tabung.
Kabar bahagia itu, baru disampaikan ke publik saat konferensi pers di RS Puri Bunda, Jalan Gatot Subroto VI/19, Denpasar, Jumat (31/8/2018).
Semadi menuturkan, bagaimana perjuangan berat dari perempuan yang disapa Irin, setelah mengikuti program bayi tabung bersama suami tercinta Agra, seorang karyawan BUMN.
“Keduanya menikah tiga tahun belum juga diberikan momongan meskipun setelah konsultasi, pemeriksaan dan terapi kesuburan, tetap tidak membuahkan hasil,” urai Semadi.
Akhirnya, kedua pasangan ini memutuskan ikut teknologi berbantu atau bayi tabung dan dinyatakan hamil. Setelah itu, perkembangan janin dan kesehatan Irin mendapat pemantauan intensif tim medis.
Selama mengandung memasuki bulan ketujuh, semua berjalan normal dan Irin bisa melewati dengan baik hingga dia diberitahu jika kandungannya ternyata kembar empat.
Setelah diberikan pemahaman tim medis, tentang kelahiran bayi kembar empat atau “quadruplet” tidak sesederhana seperti kehamilan biasa.
“Resiko kehamilannya akan meningkat seiring jumlah janun yang dikandung, berbagai risiko dan penyulit pada kehamilan quadruplet jauh lebih sering terjadi dan cenderung lebih berat,” tutur Semadi.
Berkat bimbingan, konsultasi dan dorongan moral yang kuat dari tim medis, pihak keluarga dan terutama pada kedua pasangan muda itu, akhirnya bisa menerima dan mengatasi beban psikologis. Tidak hanya menyangkut keselamatan sayang ibu namun juga kesalamatan dan keberlangsungan hidup bayi kembar itu.
Pasangan Irin dan Agra mampu mengatasi dengan tabah atas kehamilan cukup langka bahkan angka kejadiannya diperkirakan 1.512.000 kehamilan. Keduanya tetap mempercayakan sepenuhnya penanganan kepada RSIA Puri Bunda untuk perawatan dan proses kelahiran.
Menjelang kelahiran, Irin sempat mengalami kontraksi rahim disertai keluar lendir campur darah. Gejala persalinan prematur terlihat saat bayi berusia 28-29 Minggu. Mengingat, Irin harus bisa bertahan sampai pada usia kandungan hingga 34 Minggu sehingga dia kemudian dalam perawatan di rumah sakit.
Masalah muncul, karena ketika kandungan memasuki usia 32 Minggu, Irin mengalami pecah ketuban sehingga berdasarkan pertimbangan medis hari itu juga dilakukan tindakan seksio sesaria atau operasi cesar.
Menurut Semadi, persalinan kehamilan quadruplet melewati operasi seksiao sesaria jauh lebih berisiko baik bagi ibu maupun bayi. Bagi ibu, rentan mengalami preeklampsi dan pendarahan. Sedangkan bagi bayi rentan mengalami gangguan napas, pendarahan, anemia dan hiportemi.
“Bersyukur dengan fasilitas yang lengkap, persiapan matang dan kerja sama tim medis, operasi berjalan lancar dan sukses,” tutur Semadi.
Setelah bayi lahir selamat langsung dirawat di ruang intensif neonatus atau NICU sedangkan Sang Ibu dirawat di ICU. Dalam catatan di RSIA Puri Bunda, kelahiran bayi kembar empat ini merupakan yang terbanyak dari pasien yang pernah ditangani.
Bayi kembar empat ini berjenis kelamin, satu laki-laki dan tiga perempuan dengan berat badan masing-masing 1.660 gram, 1.530 gram, 1.470 gram dan 1,200 gram.
Nama-nama cantik juga telah diberikan bagi empat bayi pasangan Irin dan Agra yang dimaksudkan untuk meneladani perjuangan luar biasa ayah bundanya. Keempat bayi kembar itu diberi nama Putu Agartha Delano Rinandra (Agartha), Made Analia Zeina Rinandra (Naila), Komang Anaira Isyani Rinandra (Naira) dan Ketut Anaisya Kamila Rinandra (Naisya).
Ketua Tim Medis RSIA Puri Bunda dr IB Semadi Putra menjelaskan proses persalinan bayi empat kembar yang lahir selamat pada 1 Agustus 2018 |
Atas kelahiran keempat bayinya itu, Irin tak henti menyampaikan rasa syukur. “Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widi Wasa karena selama kehamilan saya merasa dilindungi,” tuturnya.
Irin mengaku bisa melawati proses kehamilan cukup berat itu dengan lancar dan tentu saja berkat dukungan pelayanan tim medis dan jajaran RS Puri Bunda.
“Anak-anak kami sudah sehat, kami menikah sudah menikah tiga tahun, mungkin orang bilang masih sebentar, tetapi kenapa ikut program (bayi tabung),” tuturnya.
Hanya saja, diakuinya, namanya hubungan pernikahan ingin cepat memiliki momongan. Sejak awal pernikahan sejatinya sudah mencoba secara alamiah namun tidak berhasil. Karena Irin diketahui mengalami masalah reproduksi sehingga tidak bisa dilakukan dengan cara alami. Akhirnya.pasangan ini memutuskan untuk mengikuti program bayi tabung.
“Kami kaget saat periksa pertama kali baru kelihatan tiga, ada kantung kehamilan, kalau tiga menurut saya masih bisalah, saya sudah sering dengar bayi kembar tiga, bulan depannya periksa tiba-tiba ada ada empat, untungnya membelah dengan sempurna dan ada detak jantungnya keempat-empat itu ” ucapnya.
Saat itu, Irin dan suaminya merasa senang bercampur sedih mendapati kenyataan kehamilan kembar empat. Senangnya karena bisa sekali melahirkan empat bayi sekaligus. Namun, sedihnya karena dia menyadari tentang risiko yang dihadapi seperti lahir prematur dan kemungkinan terburuk lainnya.
“Tapi balik lagi, saya sudah berdoa, berusaha dan akhirnya saya diberikan empat ,ini sudah berkah yang luar biasa, jadi saya jalani dengan ikhlas hingga semua berjalan lancar, saya sangat senang sekali,” katanya terbata-bata. (rhm)