(dok.kabarnusa) |
JEMBRANA – Selama bulan februari tercatat ada empat kasus gigitan anjing tertular rabies di Kabupaten Jembrana Bali. Rabies masih mengkhawatirkan dan menjadi salah satu zoonosis ( penyakit yang menular dari hewan ke manusia) yang menjadi atensi di Bumi Makepung Jembrana.
Data dihimpun, selama bulan Februari sudah terjadi empat kasus gigitan anjing dan tersebar di tiga kecamatan Melaya, Jembrana dan Mendoyo dengan jumlah korban tergigit 15 orang.
“Semiua anjing tersebut seluruhnya merupakan anakan yang berusia antar 1 bulan hingga 3 bulan,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, Anak Agung Ngurah Mahadikara didampingi Kasi Pengamat dan Penyidikan, drh. I Wayan Widarsa, Selasa (28/2/17).
Dari kasus gigitan teranyar ditangani pihaknya terjadi, Senin (27/2/17) lalu yakni anakan anjing berusia dua bulan milik I Ketut Sudarsana di Lingkungan Arum Timur, Gilimanuk menggigit bagian wajah anaknya, Ni Kadek Jualita Apsari (4).
“Kasus positif rabies yang terjadi sejak tahun 2015 dominan adalah anakan anjing,” sambungnya. Sampai saat ini dari sejumlah hewan penular rabies, selain anjing baik itu kera maupun kucing yang telah dikirim ke Lab BB Vet Denpasar dinyatakan negatif rabies.
Dari 36 sampel otak anjing yang dikirimkan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana ke Laboratorium Balai Besar Veteriner di Denpasar menunjukkan ketiga anjing yang masih anakan positif rabies.
Dikatakan, yang menyebabkan anjing terpapar virus rabies yakni selain kontak dengan anjing liar lain serta belum tervaksin juga riwayat anjing yang tidak diketahui.
Virus Rabies menurutnya menyerang saraf tepi sehingga pada kasus gigitan dibagian tubuh seperti ujung jari tangan dan kaki serta wajah penanganannya tidak lagi dengan Vaksi Anti Rabies (VAR) namun harus diberikan Serum Anti Rabies (SAR).
Selama ini yang menjadi korban hingga meninggal dunia dengan menunjukkan gejala rabies adalah korban yang menyepelekan dan mengabaikan gigitan. Saat ini berdasarkan estimasi populasi yang harus divaksin dan estimasi kelahiran, pihaknya memiliki vaksin rabies untuk HPR di Jembrana mencapai 42 ribu. (put)