Fenomena Ahok Motivasi Calon Independen di Pilgub Bali

29 Maret 2016, 17:13 WIB

DENPASAR – Jika langkah bakal calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berjalan mulus melalui melalui jalur perseorangan maka hal itu semakin memotivasi calon independen di daerah lainnnya termasuk di Bali.

Fenomena Ahok akan membuka pintu bagi calon independen untuk bertarung pada pilkada di daerah lainnya.

“Fenomena Ahok tentu tidak hanya berdampak ke Pilgub (pemilihan gubernur) Bali. Namun akan berdampak ke seluruh indonesia,” kata Pengamat politik dari LSM Bali Sruti, Dr. Luh Riniti Rahayu Riniti di Denpasar, Selasa (29/3/2016).

Dia meyakini, Ahok Effect akan berdampak ke daerah lainnya. Apalagi, jika Ahok berhasil menang pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Jika menang, strategi pemenangan Ahok dan pola kerja relawannya, Teman Ahok, akan diadopsi oleh calon independen yang akan maju pada pilkada di daerah lain.

“Dampaknya tergantung keberhasilan perjalanan Ahok pada pilgub DKI Jakarta,” tegas dosen Fisipol Universitas Ngurah Rai Denpasar ini. Terkait Pilgub Bali pada tahun 2018, Riniti meyakini fenomena Ahok akan memotivasi munculnya calon-calon independen.

Calon independen, tidak semata-semata hanya mengandalkan fenomena Ahok untuk mendapat dukungan luas masyarakat Bali. Menurutnya, calon independen yang akan maju pada Pilgub Bali, harus figur yang memiliki keuanggulan dari calon yang diusung partai politik.

“Agar didukung luas seperti Ahok, harus memiliki kekuatan lebih besar daripada yang diusung parpol nantinya, figur itu, memiliki track reccord yang baik dan bersih, jujur, tegas,” tuturnya. Faktor lain yang membuka peluang calon independen memenangkan Pilgub Bali, adanya pergeseran mindset masyarakat dalam menentukan pilihan politiknya.

Dari pengalaman pemilu, pemilih di Bali tidak lagi memiliki militansi tinggi kepada partai politik tertentu. Dengan kata lain, preferensi pilihan politiknya mengedepankan pertimbangan kualifikasi figur yang dicalonkan.

“Kuncinya di figur calon yang maju.Karena pemilih di Bali kini juga mulai berubah. Tidak lagi militan ke partainya tetapi melihat figur,” tutupnya. (kto)

Berita Lainnya

Terkini