Festival Sastra Yogyakarta 2025: ‘Rampak’ Mengukuhkan Kolaborasi Literasi dan Potensi Ekonomi Kreatif

Festival Sastra Yogyakarta bertemakan "Rampak" bermakna serempak, setara, harmonis yang menekankan pentingnya kolaborasi dunia kesusastraan

28 Juli 2025, 20:04 WIB

Yogyakarta – Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2025 siap kembali digelar pada 30 Juli hingga 4 Agustus 2025 di Grha Budaya, Taman Budaya Embung Giwangan.

Mengusung tema “Rampak” yang bermakna serempak, setara, dan harmonis, perhelatan literasi tahunan ini menekankan pentingnya kolaborasi dalam dunia kesusastraan dan menjadi bagian dari rangkaian pra-event Rapat Kerja Nasional Jaringan Kota Pusaka Indonesia (Rakernas JKPI) XI.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Yetti Martanti, dalam jumpa pers pada Senin, 28 Juli 2025, mengungkapkan bahwa FSY 2025 hadir dengan pendekatan yang lebih inklusif, interaktif, dan eksperimentatif.

“Festival ini menghadirkan agenda-agenda seperti Pasar Sastra, Sayembara Puisi, Susur Galur, Panggung Teras, serta acara pembukaan dan penutupan yang dirancang sebagai peristiwa seni lintas medium,” ujarnya.

Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2021, FSY secara konsisten mengangkat tema yang merefleksikan dinamika sastra Indonesia. Dimulai dari Musikal Hanacaraka (2021), Mulih (2022), Sila (2023), Siyaga (2024), hingga tahun ini dengan tema Rampak.

Tema “Rampak” sendiri menjadi simbol gerak komunitas sastra yang tidak lagi soliter, melainkan bergerak bersama. “Di tengah kompleksitas kehidupan pascapandemi dan krisis multidimensi, pendekatan kolaboratif menjadi kunci keberlanjutan literasi yang berpihak pada kemanusiaan,” tambah Yetti.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyatakan bahwa FSY dan Rakernas JKPI diharapkan dapat memberikan kontribusi produktif bagi masyarakat, khususnya dalam sektor budaya dan ekonomi kreatif. Ia menekankan pentingnya menjadikan budaya sebagai kekuatan produktif.

“Kalau nilai luhur budaya dan pusaka diimplementasikan, maka harus produktif. Inovasi budaya tidak boleh berhenti pada pelestarian semata, tapi juga harus bisa menyejahterakan,” ujar Hasto.

Menurut Hasto, Embung Giwangan sebagai titik penting untuk mengembangkan destinasi wisata baru berbasis budaya.

“Ini menjadi outlet baru untuk mengkais rezeki melalui peristiwa budaya. Harapan kami ini jadi best practice untuk membangun kesejahteraan masyarakat lewat budaya,” tuturnya.

Hasto juga mengusulkan ide ambisius seperti pembangunan Taman Kerajaan Nusantara sebagai wujud konkret pelestarian budaya yang kontekstual dan relevan bagi generasi muda.

“Kalau Taman Mini bisa memuat rumah adat, kenapa kita tidak bisa membuat kawasan replika kerajaan Nusantara? Itu tinggalan sejarah yang bisa diwariskan ke cucu-cucu kita,” jelasnya.

Diketahui, festival tahun ini melibatkan berbagai tokoh sastra dan komunitas, antara lain Ramayda Akmal (sastrawan dan akademisi UGM), Fairuzul Mumtaz (Ketua Komunitas Suku Sastra), dan Paksi Raras Alit (Direktur Festival Kebudayaan Yogyakarta). Nama-nama besar seperti Saut Situmorang, Fahruddin Faiz, Mahfud Ikhwan, Dewi Lestari, hingga musisi Iksan Skuter juga turut meramaikan panggung FSY 2025.

Oleh karena itu, dengan semangat “Rampak”, FSY 2025 dirancang sebagai festival yang ramah komunitas dan lingkungan, berakar pada semangat literasi khas Yogyakarta yakni konsisten, kolaboratif, dan bernapas panjang.

Agenda Utama FSY 2025:

Pasar Sastra

Waktu: 30 Juli – 4 Agustus 2025 | 09.00 – 21.00 WIB

Lokasi: Grha Budaya TBEG

Bekerja sama dengan IKAPI DIY, menghadirkan ribuan judul buku, panggung diskusi harian, dan pameran komunitas.

Sayembara Puisi FSY 2025

Pengumuman Pemenang: 2 Agustus 2025

Sebanyak 4.395 puisi dikirimkan oleh 1.465 peserta dari seluruh Indonesia. Dewan juri: Indrian Koto, Yona Primadesi, dan Komang Ira Puspitaningsih.

Susur Galur (Seri Diskusi)

Waktu: 2 – 4 Agustus 2025

Lokasi: Grha Budaya TBEG

Menggali jejak komunitas sastra Yogyakarta dalam enam sesi diskusi tematik.

Panggung Teras (Ruang Komunitas)

Waktu: 2 – 4 Agustus 2025 | 16.00 – 18.30 WIB

Lokasi: Teras Grha Budaya

Ruang ekspresi bagi komunitas, termasuk acara harian Puisi Surup (poetry jamming).

Panggung Pembukaan

Waktu: 2 Agustus 2025 | 19.00 WIB

Lokasi: Grha Budaya TBEG

Pertunjukan lintas medium yang menyatukan puisi, musik, Macapat, dan visual. Dimeriahkan oleh Melankolia dan Iksan Skuter.

Reservasi kursi melalui: bit.ly/ReservasiPembukaanFSY2025

Panggung Penutupan

Waktu: 4 Agustus 2025 | 19.00 WIB

Lokasi: Amphitheater TBEG

Menampilkan Dewi Lestari dan seniman lintas bidang lainnya. ***

 

Berita Lainnya

Terkini