Filosofi Tak Pas, Lahirkan Kisruh Berkepanjangan di GWK

13 Juni 2015, 07:31 WIB

Kabarnusa.com – Adanya Filosofi pembangunan proyek Garuda Wisnu Kencana (GWK) sejak tahun 1983 dinilai tidak tepat sehingga terus melahirkan konflik berkepanjangan hingga sekarang.

Diketahui, Konflik membelit pengelola obyek wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) PT Alam Sutera Realty (ASR) dengan ratusan pemilik toko yang tergabung dalam Perhimpunan Pemilik Toko Plaza Amata (PTPA) di Jimbaran, Badung belum terus berlanjut.

Puncaknya, ada aksi sepihak PT ASR yang menutup akses jalan bagi 200 pemilik Toko Plaza Amata GWK yang kemudian menyulut ketegangan,

Kisruh itu mengundang keprihatinan banyak pihak seperti salah satu tokoh dan politisi Demokrat Bali, I Made Mudarta.

Mudarta melihat kisruh terjadi salah satunya karena dari sisi konsep filosofi GWK yang tidak tepat.

Masyarakat Bali percaya adanya para Dewa penjaga Pulau Bali yang mengenal konsep Dewata Nawa Sanga yaitu 9 Dewa penjaga Pulau Bali.

“Kepercayaan masyarakat di Bali selatan itu penjaganya harusnya Dewa Brahma, kalau di barat daya itu Rudhra, di Barat Mahadewa, dan timur Iswara,” katanya berfilosofi saat ditemui media belum lama ini.

Konsep filosofi GWK yang kurang tepat itu melahirkan vibrasi yang tidak begitu maksimum sesuai konsep Bali.

Tentu dari alam tidak kelihatan itu akan memberikan vibrasi yang tidak begitu maksimum sesuai konsep Bali.

“Sebagian besar masyarakat Bali yang percaya filosofi 9 Dewa penjaga Bali sehingga konsep filosofi GWK yang tidak tepat,” tegas pengusaha muda asal Jembrana itu.

Untuk itu, dia memberi solusi ektrem dengan mengubah patung raksasa GWK dengan patung Dewa Brahma atau patung Dewi Saraswati.

“Sebaiknya patung GWK brandnya dirubah jadi patung Dewi Saraswati atau patung Dewa Brahma dengan kendaraannya Angsa sesuai konsep filosofi Dewata Nawa Sanga yang diyakini sebagian masyarakat Hindu di Bali,” tandas dia.

Dia berharap pihak-pihak terkait mengevaluasi dan dicari solusi agar obyek wisata yang diharapkan jadi ikon baru di Bali selatan itu bermanfaat bagi masyarakat. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini