![]() |
Satwa dilindungi anak orangutan yang gagal diselundupkan ke Rusia kini dirawat Taman Safari Indonesia/foto: TSI |
Gianyar – Setelah gagal diselundupkan oleh warga asing asal Rusia di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali akhirnya anak orangutan berjenis kelamin jantan dirawat Taman Safari Indonesia.
AA Ngr Alit Sujana selaku Marketing Promotion Spv Bali Safari membenarkan pihaknya kini merawat anak orangutan korban penyelundupan yang Digagalkan petugas Karantina Denpasar di Bandara Ngurah Rai.
Kejadian memilukan bagi dunia satwa endemik Indonesia itu pada Jumat 22 Maret 2019 malam. Petugas mengamankan orangutan yang kondisinya mengenaskan setelah dibius dan dimasukkan ke dalam keranjang kecil. Perlakuan sadis ini dilakukan oleh WNA berkebangsaan Rusia berinisial ZA.
Tak hanya seekor orangutan berusia 2 tahun, ZA juga terbukti membawa 2 ekor tokek dan 5 ekor bunglon. Dari pemeriksaan diketahui, anak orangutan ini dibius terlebih dahulu oleh pelaku. Terbukti, dengan adanya temuan pil berjenis CTM di dalam koper.
“Taman Safari Indonesia (TSI) Group sebagai lembaga konservasi satwa, sangat menyesalkan tindak kejahatan terhadap satwa yang benar-benar sadis ini,” ujar Alit Sujana dalam keterangan tertulisnya diterima Kabarnusa.com, Sabtu (23/3/2019).
Karenanya, setelah mendengar kejadian itu, pihaknya bergerak cepat dalam membantu Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Denpasar dalam usaha penyelamatan satwa-satwa tersebut.
Selain itu, TSI juga ikut memberikan perawatan intensif terhadap anak orangutan, yang termasuk satwa dilindungi. Pada Sabtu (23/3) siang, orangutan beserta 2 ekor tokek dan 5 ekor bunglon diserahkan oleh BKSDA Denpasar kepada Bali Safari & Marine Park (BSMP), salah satu unit TSI Group.
BSMP sendiri memiliki perawat satwa dan dokter berpengalaman serta berdedikasi tinggi dalam konservasi satwa. Ketiga jenis satwa tersebut tentunya akan mendapatkan perawatan standar lembaga konservasi internasional dengan menjaga keamanan, kesejahteraan, dan kenyamanannya.
TSI Group berharap kejadian menyedihkan terhadap satwa seperti yang dilakukan ZA ini tak terulang kembali di masa mendatang. Apalagi, jika mengingat populasi satwa-satwa endemik Indonesia yang sedang dijaga jumlahnya agar tidak menuju kepunahan.
Terlebih lagi, di saat kampanye konservasi satwa yang gencar dilakukan oleh seluruh unit TSI Group; Taman Safari Bogor, Taman Safari Prigen, Bali Safari & Maine Park, dan Batang Dolphins Center,” demikian Alit Sujana. (rhm)