Kabarnusa.com – Kondisi Amat Rofin (23), pemuda Dusun Kembang, Desa Cupel, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali sangat memprihatinkan.
Sejak dua tahu, putra pertama dari pasangan Jamhari (45) dan Wardiah (42) divonis menderita gagal ginjal.
Lantaran penyakitnya itu, belakangan perut Amat Rofin membengkak,
layaknya hamil enam bulan. Dia sempat dirujuk ke RS Sanglah dan cairan
di perutnya harus di sedot.
“Saya sempat kehabisan bekal saat anak saya dirawat di Rumah Sakit Sanglah,” ujar Wardiah, Kamis (11/6/2015).
Ditemui di rumahnya yang beralas tanah dan berdinding bedek, Amat Rofin masih tampak lemas.
Wardiah mengatakan anaknya itu dulu pernah bekerja di pabrik pengalengan
ikan di Tegal Badeng Barat, Negara. Namun hanya satu tahun dan berhenti
karena sakit.
Terkadang anaknya itu jika cuci darah dan periksa ke RS Sanglah terpaksa
sendirian naik bus. Bahkan pernah anaknya naik bus sendirian,
tiba-tiba drop di bus, sehingga HP-nya hilang.
Syukur dia masih bisa sampai di rumah. Kadang ke Sanglah punya bekal,
namun terkadang pulangnya karena tidak punya ongkos dia terpaksa minta
bekal kepada ibu-ibu yang baik dan berhasil ditemuinya.
Untuk membiayai pengobatan anaknya menurut Wardiah, suaminya hanya menjual gedek dan kayu, harus bekerja keras.
“Kadang suami saya dapat hanya untuk ongkos, kadang tidak, sehingga
makan juga keteteran, yang penting kami berjuang agar anak bisa sembuh,”
jelasnya.
Sementara itu dari pengamatan di rumah Amat Rofin, rumah yang
ditempatinya kini sudah reot dan beralas tanah bahkan nyaris roboh.
Demikian juga mereka tidak punya WC dan kamar mandi karena hanya dibuat darurat ditutupi bedek.
Hikmawati, Kaur Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Desa Cupel didampingi
Kelian Dusun Kembang, Abdul Hamid mengatakan Pak Jamhari tidak masuk
dalam KK miskin/buku merah.
“Yang masuk ibunya pak Jamhari dan ibunya sudah dapat bantuan renovasi
rumah dari dana stimulan. Kalau ayahnya Amat Rofin tidak dapat karena
tidak masuk dalam buku merah,” jelasnya.(dar)