Gandeng ISI, Bandara Ngurah Rai Luncurkan Tarian Sekar Angkasa Pura Satu

20 Februari 2017, 21:47 WIB

DENPASAR – Manajemen Bandara I Gusti Ngurah Rai menggandeng Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar berhasil merancang tarian  khusus sebagai maskot atau ciri khas Bandara I Gusti Ngurah Rai. Sebagai pintu gerbang utama, nuansa keindahan dan citra Bali akan dirasakan pertama kali oleh wisatawan ketika menginjakkan kaki di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai.

Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai selain sebagai pusatpelayanan moda transportasi udara, secara tidak langsung juga merupakan salah satu destinasi wisata di provinsi Bali. General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi menyadari betul kekuatan alam dan budaya Bali itu.

“Karenanya kami ingin menuangkan suatu kreasi gerak yang nantinya akan dijadikan salah satu maskot atau icon Bandara I Gusti Ngurah Rai’ ujar Yanus, Senin (20/2/17). Tarian diberi nama Sekar Angkasa Pura Satu ini berstruktur “tri angga” yaitu Pepeson (kepala) yang menggambarkan salam selamat datang.

Pada bagian Pengawak (badan) menunjukkan wejangan para pemimpin dalam mengelola bandara untuk memberikan layanan prima kepada pengguna jasa dan ditutup dengan Pengencet(kaki) yang mencerminkan kesigapan dan profesionalitas para petugas bandara.

Tari Sekar Angkasa Pura Satu beranggotakan 5 orang penari yang juga adalah pegawai Angkasa Pura  ini adalah buah kreasi dari Tjokorda Istri Putra Padmini sebagai koreografer dan I Nyoman Winda selaku Komposer. Diluncurkan di Institut Seni Indonesia Denpasar, Senin, 20 Februari 2017.

Kata Yanus, sSebagai wujud pelestarian budaya Bali, pihaknya senang dan bangga bisa memiliki tarian khusus yang akan dijadikan sebagai maskot bandara. “Tarian ini juga sebagai persembahan dan hadiah ulang tahun untuk
Angkasa Pura I yang tepat pada hari ini memasuki usia 53 tahun.” sambung
Yanus.

Apresiasi yang setiggi-tingginya disampaikan kepada Tim ISI yang sudah sangat membantu menciptakan tarian maskot tersebut. Rektor ISI Prof. DR. I Gede Arya Sugiartha S.Skar.,M.Hum pada kesempatan yang sama menyampaikan apresiasi atas terjalinnya kerja sama antara ISI dengan Angkasa Pura I.

Pihaknya terbuka lebar menjalin kerjasama dengan Angkasa Pura I, khususnya yang berkaitan dengan penciptaan karya seni. Tari maskot yang diciptakan ini adalah jenis tarian sakral yang menjadi bagian dari suatu prosesi ritual / acara. Karenanya penempatannya harus di awal kegiatan,” ucap Gede Arya.

Disebutkan, tarian ini diciptakan dalam waktu 1,5 bulan. Mencerminkan kesejukan, keramahan, ketulusan dan keindahan Bandara I Gusti Ngurah Rai. (gek)

Berita Lainnya

Terkini