Gangsadewa Ethnic Ensemble Yogyakarta Pentas di Bali

11 April 2015, 08:42 WIB

Kabarnusa.com – kelompok musik asal Yogyakarta, Gangsadewa Ethnic Ensemble siap menghibur masyarakat Bali dalam aksinya di Bentara Budaya Bali, malam ini.

Grup musik pimpinan Memet Chairul Slamet ini akan berpentas Sabtu (11/4/2015), pukul 19.00 WITA di Jalan Prof. Ida  Bagus Mantra 88A, Ketewel.

Gangsadewa akan mempresentasikan karya musik yang mengelaborasi nilai-nilai yang terangkum dalam filosofi “Giri Bahari”.

Filosofi ini dalam lokal wisdom Bali dikenal sebagai konsep Segara Giri atau Nyegara Gunung,

Konsep harmonis ini mempertautkan kehidupan sosial kultural pegunungan dan pesisir(lautan) dalam satu kesatuan Nilai, menjadi acuan dalam kehidupan keseharian maupun ritual serta upacara.

Giri Bahari adalah eksplorasi dari tema utama Bentara Budaya tahun 2015, yakni “Jaya Giri Jaya Bahari”, terefleksikan dalam berbagai kegiatan seni budaya,

“Pameran Asam Garam Bentara, Bali Tempo Doeloe, Sinema Bentara, Pertunjukan Musik, Seminar Kemaritiman dan lainnya,” tutur Ni Wayan Idayati pegiat budaya di Bentara Budaya Bali, Sabtu (11/4/2015).

Gangsadewa adalah kelompok ethnic ensembel dari Yogyakarta, berdiri tahun 2004 dan telah menghasilkan empat album. Setelah melawat ke beberapa negara,

Dia mempresentasikan karya musik etnik kontemporer nusantara, komposer bereputasi internasional Memet Chairul Slamet

Personil Gangsadewa antara lain; Memet Chairul Slamet (komposer) Dodi Precil (perkusi), Haris (sapek, kecapi, gambus), Herry (kecapi, bonang, cak), Herman (gitar) dan Putri (perkusi, jembe, vokal). Kelompok ini mulai tampil pada Yogyakarta Contemporary Music Festival 2004, memainkan Slendro in A.

Kelompok ensembel pimpinan Memet ini kerap mengedepankan bentuk-bentuk musik yang eksperimental: mengkomposisi beberapa bunyi —dengan tetap mempertahankan prinsip dasar musik agar nyaman didengar.

Harmoninya terjaga kuat, menghasilkan paduan bunyi yang sugestif dan imajinatif, di mana masing-masing tetap mencerminkan karakternya. Kelompok ini berkeyakinan bahwa setiap unsur bunyi yang dihasilkan dari instrumen-instrumen musik pada hakikatnya mewakili nilai budaya tempat alat musik itu berasal.

Alat musik modern maupun tradisional pasti mempunyai sejarah dan filosofinya masing-masing. Sebagai komposer, Memet merasa memiliki tanggungjawab moral untuk menjaga keluhuran yang terkandung di dalam alat musik tersebut pada setiap cipta karyanya.

Karya/album Gangsadewa antara lain  Milangkori,  Ruang Bunyi (2006), Nyanyian Nusa, Culture Movement,  Overture, Angin dari Bukit (2007), Sound of Imagination, Tune, Mixture (2008), Water N I (2009) dan Menunggu “Batu Bernyanyi” (2011). (gek)

Berita Lainnya

Terkini