![]() |
dr. Mardiah Suci Hardianti (foto:humas ugm) |
Kabarnusa.com –
Kanker merupakan penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian
nomor tujuh di Indonesia. Untuk menekan penyakit kanker maka terpentung
bagaimana menjadikan gaya hidup sehat menjadi pilihan masyarakat.
Ahli
Hematologi Onkologi Medik UGM, dr. Mardiah Suci Hardianti,Ph.D.,Sp.PD.,
mengatakan prevalensi kanker di Indonesia terus mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Sebagian besar kanker disebabkan gaya hidup yang tidak
sehat.
Selain itu, menjauhkan diri dari faktor risiko terkena kanker. Kanker dapat dicegah dengan menghindari faktor risikonya.
Antara lain, menghindari paparan asap rokok, polusi, sinar UV, konsumsi alkohol, serta diet rendah serat.
“Mempertahankan untuk tetap aktif secara fisik penting dalam upaya mencegah kanker,” katanya dalam laman ugm.ac.id Selasa (9/2/2016).
Diketahui,
Kanker merupakan penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian
nomor tujuh di Indonesia. Prevalensi kanker di Indonesia cukup tinggi.
Data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mencatat prevalensi kanker di
Indonesia mencapai 1,4 per 1.000 penduduk atau setara dengan 347 ribu
orang.
Dari sekian banyak kanker yang menyerang masyarakat
Indonesia, kanker payudara dan kanker leher rahim masih menjadi penyakit
kanker tertinggi yang diderita wanita. Sedangkan untuk laki-laki
adalah kanker usus besar (kolorektal) dan kanker paru.
Mardiah
mengatakan, munculnya kanker dipengaruhi oleh dua faktor utama.
Pertama, faktor dari dalam yakni kerentanan individu untuk menderita
kanker.
Kedua, akibat faktor luar yaitu kanker yang didapat akibat pengaruh lingkungan dan pola hidup tidak sehat.
Infeksi
virus juga bisa mengakibatkan timbulnya kanker. Misalnya, virus Epstein
Barr (EBV) dapat menyebabkan kanker nasofaring, kanker leher rahim
(serviks) dapat diakibatkan oleh infeksi virus HPV, dan kanker hati bisa
berkaitan dengan virus Hepatitis B.
Kedua faktor tersebut, baik
faktor dari dalam maupun dari luar, jika mengakibatkan perubahan atau
mutasi gen yang berperan pada timbulnya kanker pada akhirnya menyebabkan
terjadinya kanker.
Namun begitu, sebagian besar kejadian
kanker dipengaruhi faktor luar Sekira 95 persen kanker dikarenakan
mutasi gen karena faktor dari luar.
Faktor bawaan, hanya menyumbang kejadian kanker sebesar 5 persen saja, sehingga sebagian besar kanker dapat dicegah,” ungkapnya.
Menjadi
tidak berlebihan apabila kanker dikatakan sebagai penyakit atau
keganasan yang terkait dengan gaya hidup. Kejadian kanker akan semakin
meningkat jika seseorang memiliki gaya hidup yang tidak sehat.
“Melakukan
vaksinasi juga bisa mencegah risiko kanker yang diakibatkan karena
infeksi virus,” tutur staf pengajar Departemen Penyakit Dalam FK UGM ini
Persoalan
kanker tidak hanya menjadi permasalahan penderita kanker dan tenaga
kesehatan saja. Menurutnya, kanker sudah menjadi isu besar dunia.
Dengan
demikian, diharapkan semua orang, baik individu maupun komunitas, dapat
berperan dalam upaya mengurangi kematian akibat kanker.
Secara
individu, selain menjalani pola hidup sehat dan rutin berolahraga,
diharapkan juga lebih perhatian terhadap tanda dan gejala kanker serta
deteksi dini.
“Menemukan kanker sejak dini akan memperbesar
kemungkinan keberhasilan pengobatan,” jelasnya di sela-sela peringatan
Hari Kanker Sedunia 2016.
Selain itu, memberikan dukungan fisik
dan mental terhadap penderita kanker, tambah Mardiah, juga dibutuhkan
dalam mendukung ketahanan hidup baik pada masa perawatan maupun
setelahnya.
Pemerintah perlu terus melakukan edukasi tentang
hubungan gaya hidup dengan risiko kanker dan meningkatkan akses untuk
perawatan kesehatan kanker bagi masyarakat secara terus-menerus juga
sangat penting. (ari)