Geliat Ekonomi Bali Mendorong Kredit Investasi Melonjak Rp4,51 Triliun

Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bali mencatat, fungsi intermediasi perbankan kuat dan lonjakan kredit investasi mencapai Rp4,51 triliun.

7 Oktober 2025, 18:09 WIB

Denpasar – Kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali hingga Juli 2025 menunjukkan sinyal positif, didorong oleh tingginya optimisme masyarakat dan pelaku usaha.

Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat, fungsi intermediasi perbankan berjalan kuat, dengan sorotan utama pada lonjakan kredit investasi yang mencapai Rp4,51 triliun.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu mengungkapkan, pencapaian ini menopang pertumbuhan total penyaluran kredit di Bali yang mencapai Rp116,26 triliun, tumbuh 6,50 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Kredit Investasi Jadi Mesin Pendorong

Data OJK mengungkapkan, pertumbuhan kredit secara yoy didominasi oleh peningkatan kredit investasi.

Kredit jenis ini tumbuh pesat sebesar 13,61 persen yoy, atau secara nominal bertambah sebesar Rp4,51 triliun,” ungkapnya dalam keterangan tertulis Selasa 7 September 2025.

Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini diyakini OJK sebagai gambaran nyata tingkat kepercayaan masyarakat yang masih tinggi terhadap prospek kondisi perekonomian di Provinsi Bali.

Lanjut dia, kucuran dana ini menunjukkan adanya ekspansi dan investasi jangka panjang yang dilakukan oleh pelaku usaha di Pulau Dewata.

Sektor Pariwisata Ikut Melesat

Selain kredit investasi, sektor yang berhubungan erat dengan pariwisata juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat.

Secara sektoral, pertumbuhan kredit signifikan disumbang oleh Sektor Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum yang bertambah sebesar Rp1,62 triliun, atau tumbuh 13,14 persen yoy.

Hal ini memperkuat indikasi pemulihan dan pengembangan bisnis di sektor utama Bali.

Secara keseluruhan, kredit perbankan Bali didominasi oleh sektor Bukan Lapangan Usaha (33,71%) dan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (28,03%).

Kualitas dan Stabilitas Keuangan Terjaga

‘Meskipun penyaluran kredit gencar, kualitas kredit perbankan di Bali tetap terjaga baik,” tandas Kristrianti Puji Rahayu.

Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross tercatat menurun menjadi 3,06 persen, lebih rendah dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya (3,32%).

Stabilitas ini juga didukung oleh penurunan rasio risiko kredit (Loan at Risk/LaR) menjadi 10,43 persen, menurun signifikan dari 14,51 persen yoy.

OJK optimis, permodalan perbankan yang kuat akan mampu menyerap potensi risiko dan terus mendorong kinerja intermediasi yang berkelanjutan.***

Berita Lainnya

Terkini