Gibran Rakabuming Raka Berpotensi Jadi Orang Kuat di Golkar

Gibran Rakabuming Raka berpotensi menjadi bagian dari Golkar dengan catatan jika Presiden Jokowi berhasil mendorong perubahan AD ART Golkar yang mensyaratkan kepemimpinan satu periode sebelum menjabat sebagai pimpinan Golkar.

14 Agustus 2024, 09:07 WIB

Yogyakarta -Pengamat politik UIN Yogyakarta Ahmad Norma Permata menyatakan Gibran Rakabuming Raka berpotensi menjadi orang kuat di Partai Golkar.

Langkah ke arah itu bakal berjalan mulus jika Bahlil Lahadalia sebagai pengganti sementara jabatan Ketua Umum (Ketum) Partai Golongan Karya (Golkar) setelah Airlangga Hartarto secara resmi menyatakan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) melalui rekaman video pada Minggu, 11 Agustus 2024.

Gibran Rakabuming Raka berpotensi menjadi bagian dari Golkar dengan catatan jika Presiden Jokowi berhasil mendorong perubahan AD ART Golkar yang mensyaratkan kepemimpinan satu periode sebelum menjabat sebagai pimpinan Golkar.

Membuka Tabir Dugaan Korupsi LPD di Bali yang Kian Marak, Warga Harus Bergerak

Kata Ahmad Norma Permata, Gibran juga punya kans untuk menjadi salah satu penantang ketua umum Golkar meskipun syaratnya jauh lebih berat karena dia bukan kader Golkar,

“Bisa saja ini terjadi kalau pak Jokowi berhasil mendorong perubahan AD ART Golkar yang mensyaratkan kepemimpinan satu periode sebelum menjabat sebagai pimpinan Golkar,” katanya kepada wartawan Selasa 13 Agustsus 2024 .

“Dan mungkin ini (Gibran) juga akan terlihat jauh lebih kasar dibanding jika yang masuk adalah bahlil atau Luhut, yang notabene sama-sama orang dekat Jokowi dan kader Golkar,” imbuhnya.

Jelang Muktamar di Bali, DPC PKB Badung Tegaskan Dukungan Kepemimpinan Muhaimin Iskandar

Kabar masuknya Menteri Investasi tersebut sebagai ketum sementara, lantaran dia menduga jika Presiden Joko Widodo kemungkinan akan membangun basis politik pasca pensiun.

Posisi bahlil adalah orang dekat Jokowi yang kemungkinan digunakan Juntuk membangun basis politik pasca pensiun, karena kan Jokowi tidak punya basis partai politik.

Jadi kemungkinkan kalau bahlil menjadi Ketua Umum Partai Golkar maka bisa jadi Jokowi akan masuk menjadi ketua dewan penasehat atau sejenisnya,” demikian Ahmad Norma Permata.***

Berita Lainnya

Terkini