GOJEK Pertegas Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Mitra Driver Secara Berkelanjutan

17 Mei 2019, 21:21 WIB
Senior Manager Corporate Affairs GOJEK Alvita Chendan dan Head of Regional Corporate Affairs GOJEK Wilayah Central & East Java, Bali, Nusa Tenggara Alfianto Domy Aji hadir dalam NGOBROLbarengGOJEK di Sector Bar Sanur, Denpasar

Denpasar – Sebagai perusahaan super-app terdepan di Indonesia, GOJEK mempertegas komitmennya dalam menyejahterakan mitra driver dan para pelaku ekonomi mikro lain yang tergabung dalam ekosistemnya secara berkelajutan.

Komitmen tersebut diwujudkan melalui ragam inisiatif GOJEK yang fokus membangun fondasi kesejahteraan mitra driver yang tak lekang oleh waktu.

“Sustainability atau keberlangsungan, adalah kata kunci strategi GOJEK untuk menjaga kesejahteraan mitra driver dan memastikan agar GOJEK dapat terus berkontribusi kepada perekonomian lokal,” tutur Alvita Chen, Senior Manager Corporate Affairs GOJEK dalam acara pembukaan #NGOBROLbarengGOJEK di Sector Bar Sanur, Denpasar, Jumat (17/5/2019).

Strategi GOJEK untuk mendorong kesejahteraan mitra, sambung Alfita, dilihat dari tiga sisi yang menyeluruh yakni pertama pendapatan yang berkesinambungan, kedua pengelolaan keuangan yang baik, dan ketiga pengembangan skill dan pengetahuan.

Semua inovasi GOJEK, untuk memastikan agar kesejahteraan mitra driver kami terjaga, dan tentunya agar mitra driver GOJEK menjadi bagian masyarakat yang produktif membangun perekonomian lokal.

“Hal tersebut tercermin dari program Bengkel Belajar Mitra (BBM) dan program GOJEK SWADAYA,” ujarnya. Program BBM merupakan wadah pelatihan khusus mitra driver GOJEK yang terdiri dari dua bagian yaitu Pengembangan Layanan Prima dan Pengembangan Kemampuan Diri.

Kelas Pengembangan Layanan Prima bertujuan menjaga keandalan layanan mitra driver, misalnya pelatihan Bahasa Inggris, pelatihan P3K, dan pelatihan Anti Kekerasan Seksual. Sementara melalui kelas Pengembangan Kemampuan Diri, GOJEK membekali mitra dengan pelatihan berwirausaha dan pengelolaan keuangan.

“BBM adalah satu-satunya pelatihan yang paling komprehensif di industri ride-hailing di Indonesia, ilmu yang mitra dapatkan dari BBM tidak hanya dapat meningkatkan taraf hidup, tetapi juga mengangkat kesejahteraan keluarga. Inilah yang menjadikan mitra kami berbeda,” sambungnya.

Pada bagian lain, Alvita menambahkan, GOJEK SWADAYA telah diikuti oleh lebih dari sejuta penerima manfaat. “Kami sangat bangga dengan banyaknya mitra driver kami yang telah berhasil menggapai mimpi finansialnya lewat kemudahan yang ditawarkan, memiliki rumah misalnya,” ujar Alvita.

Head of Regional Corporate Affairs GOJEK Wilayah Central & East Java, Bali, Nusa Tenggara Alfianto Domy Aji menambahkan, konsumen juga diuntungkan dengan peningkatan kualitas layanan mitra.

“Begitu pun perekonomian lokal karena kelas BBM Pengembangan Kemampuan Diri itu tujuannya untuk mendorong semangat berwirausaha,” tambah Alfianto dalam acara yang dihadiri para pejabat Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, kepolisian dan TNI.

Ditambahkan, melalui program GOJEK SWADAYA, GOJEK menggandeng institusi-institusi yang memiliki kesamaan visi untuk memberikan mitra driver akses khusus terhadap ragam layanan finansial, keringanan biaya operasional, dan produk asuransi terjangkau.

Khusus untuk wilayah Denpasar, sudah banyak badan usaha lokal yang membantu menyukseskan program GOJEK SWADAYA. Sebagai contoh, pihaknya bekerja sama dengan pengelola tempat keramaian sehingga driver kami tidak kesulitan mencari parkir.

Ada juga program maintenance kendaraan baik mobil maupun motor yang dijalankan oleh bengkel keliling Astra setiap hari Senin di kantor operasional. Bahkan driver kami mendapatkan diskon khusus di beberapa merchant GO-FOOD Denpasar yang tergabung dalam program FOOD SWADAYA,” tambah Alfianto.

Strategi GOJEK untuk mendukung kesejahteraan driver terbukti berhasil memberikan kontribusi terhadap perekonomian lokal. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) memaparkan bahwa kontribusi mitra GOJEK kepada perekonomian Denpasar di tahun 2018 mencapai Rp 1,9 triliun.

Rata-rata pendapatan mitra GO-CAR sebesar Rp 5,8 juta per bulan, sementara rata-rata pendapatan mitra GO-RIDE sebesar Rp 4,6 juta per bulan. Kenaikkan pendapatan tersebut juga berdampak pada ekonomi lokal (multiplier effect) sebagaimana terlihat dari peningkatan pembelanjaan mitra driver hingga 32%.

Mitra driver GOJEK Indri Umbo Lado dan I Made Muska Adi menerima penyematan helm dari perwakilan manajemen GOJEK

Dalam acara tersebut, dua driver GOJEK yakni Indri Umbo Lado dan I Made Muska Adi, berbagi kisah mengenai peningkatan kondisi perekonomiannya dan keluarga yang dialami sejak menekuni perannya sebagai salah satu mitra GO-RIDE dengan pelayanan terbaik di Denpasar.

Bahkan, Indri yang tercatat sebagai mahasiswa program Pascasarjana (S-2) Jurusan Manajemen Bisnis Universitas Udayana, mengaku menekuni driver GOJEK, sejak tingkat akhir kuliah. Berkat kegigihanya menarik atau mengantar penumpang, mampu menambah pendapatan.

“Kebetulan saja, sekarang saya tinggal konsultasi dengan dosen pembimbing, tidak lagi mengikuti perkuliahan sehingga punya cukup banyak waktu narik (GOJEK),” imbuhnya.

Lantaran biaya hidup di Bali, menurut Indri , cukup tinggi maka dia tidak bisa lagi menggantungkan kiriman orang tuanya untuk biaya kuliah, sehingga dia mencari tambahan pendapatan menjadi mitra driver GOJEK.

Bagi Indri, selain terbiasa memberikan pelayanan prima, sebagai mitra kita juga punya waktu kerja yang fleksibel, dan ternyata penghasilannya sangat lumayan.

Cerita lainnya disampaikan, Muska dahulu sebagai tenaga satpam, penghasilannya tiap bulan langsung habis untuk membayar tunggakan. Sejak menjadi mitra driver GOJEK, Muska bisa menabung bahkan membeli motor lewat penghasilannya.

“Dulu habis terima gaji, amplopnya langsung kosong untuk bayar hutang. Jangankan nabung, untuk kebutuhan sehari-hari saja pas-pasan. Untunglah saya bergabung dengan GOJEK sehingga setiap hari selalu ada pemasukan untuk saya dan keluarga, dan pengeluaran saya juga makin teratur,” ucapnya.

Bahkan, Muska, menjadi mitra driver yang juga berhasil mendapatkan predikat Driver of the Month dalam periode 2 bulan berturut-turut berkat kegigihannya dalam bekerja.

Ditanya, sampai kapan dirinya akan menekuni profesi tersebut, Muska menyatakan sepanjang GOJEK masih berdiri, dia memasang target bekerja sampai 15 tahun, diantaranya untuk mengumpulkan modal bagi masa depannya kelak untuk berwiraswasta.

“Selain terbiasa memberikan pelayanan prima, sebagai mitra kita juga punya waktu kerja yang fleksibel, dan ternyata penghasilannya sangat lumayan. Jadi, saya tetap bisa fokus kuliah dan di waktu senggang bisa ambil orderan.”

Dari semua kisah sukses mitra driver itu, kata Alvita, juga sejalan dengan temuan survey LD FEB UI tentunya menjadi penyemangat bagi GOJEK untuk terus menjadi super-app yang mendapatkan tempat di hati masyarakat Bali.

Melansir, Riset LD FEB UI tahun 2018 Kontribusi mitra GOJEK terhadap perekonomian Denpasar di tahun 2019 sebesar Rp 1,9 triliun dari total kontribusi nasional sebesar Rp 44,2 triliun.

Kesejahteraan mitra driver GO-RIDE dan GO-CAR di Denpasar didukung oleh berbagai wadah pengembangan keterampilan dan program GOJEK SWADAYA.

“Kami harap GOJEK dapat terus menjalin kerja sama dengan masyarakat setempat sehingga semakin banyak yang hidupnya dimudahkan oleh teknologi GOJEK,” tutup Alvita. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini