Gubernur Koster: Hadapi Modernitas, Bali Pertahankan Kearifan Lokal Tradisi dan Seni Budaya

Dalam menghadapi kehidupan modern saat ini kata Gubernur Bali Wayan Koster masyarakat Bali harus tetap mempertahankan kearifan lokal, adat dan seni budaya yang merupakan warisan leluhur.

24 Oktober 2022, 22:18 WIB

Denpasar – Gubernur Bali, Wayan Koster menegaskan dalam memasuki tatanan kehidupan modern masyarakat Bali diminta tetap mempertahankan kearifan lokal, tradisi dan seni budaya yang merupakan warisan leluhur.

“Kita harus bersyukur karena kita selama ini mampu menjaga dengan konsisten dan dengan penuh rasa tanggung jawab,” tegas Gubernur Koster saat menutup Festival Seni Bali Jani IV Tahun 2022 dengan tema ‘Jaladhara Sasmita Danu Kerthi’ di Kalangan Ardha Candra, Taman Budaya Art Center, Denpasar, Minggu 23 Oktober 2022 malam.

Ditegaskannya, budaya telah menjadi Gen Orang Bali. Kata Koster, Bali yang terbilang kecil dianugerahi kekayaan budaya yang sangat unik.

Budaya di Bali tidak akan habis karena menyatu dengan laku hidup orang Bali melalui tatanan adat, tradisi, seni budaya dan kearifan lokal sehingga menyatu padu dalam kehidupan masyarakat di Bali sejak turun temurun hingga kini,” ungkapnya.

Masyarakat Bali patut bersyukur karena telah dianugerahi keunikan seni budaya serta kearifan lokal yang adi luhung oleh leluhurnya.

Dengan demikian, sebagai generasi penerus, masyarakat Bali memiliki kewajiban untuk senantiasa memelihara budaya yang telah diwariskan oleh leluhurnya

Budaya merupakan keunggulan Bali yang akan selalu hadir mulai dari desa adat, anak usia PAUD hingga pada perguruan tinggi.

Kelestarian budaya Bali tidak terlepas dari peran lembaga kebudayaan yang sangat kuat yang dimiliki oleh Bali yang terus berupaya memajukan seni mulai dari Sekolah Menengah hingga Perguruan Tinggi, salah satunya adalah Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang selalu melahirkan inovasi kesenian di Provinsi Bali.

Budaya di Bali yang yang kaya akan unsur adat, tradisi dan kearifan lokal dikelompokkan menjadi seni tradisi dan seni modern atau kontemporer.

Bahwa seni tradisi telah diwadahi dalam Pesta Kesenian Bali sedangkan seni modern selama ini masih tertinggal dan kurang mendapatkan perhatian.

Festival Seni Bali Jani agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh seniman khususnya yang menggeluti seni modern dan kontemporer agar terus berkarya, berinovasi, berkreasi untuk memajukan kebudayaan Bali.

Kdepannya FSBJ diharapkan dapat terlaksana secara berkelanjutan serta dapat terus meningkatkan kualitas penyelenggaraannya agar Budaya Bali dapat terus hidup, maju dan survive menghadapi perkembangan jaman.

Pada kesempatan itu, Gubernur Bali Wayan Koster memberikan Anugrah Bali Jani Nugraha 2022 kepada 10 penggiat seni modern dan kontemporer di Bali sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kiprah para seniman dalam membangun dan memajukan ekosistem seni khususnya seni modern dan kontemporer di Bali. Kesepuluh penerima penghargaan tersebut yaitu: Dr. (HRC) I Gusti Ngurah Putu Wijaya, S.H, Prof. Dr. I Wayan Dibia, SST., M.A, Prof. Dr. I Made Bandem, M.A, Cokorda Sawitri, Tan Lioe Ie, Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra., M.Litt, Dr. Dra. A.A. Sagung Mas Ruscitadewi, M.Fil.H, Kadek Sonia Piscayanti, S.Pd., M.Pd, Dhenok Kristianti, dan Dr. Arya Warsaba Sthiraprana Duarsa, M.M.

Festival Bali Jani berlangsung selama 2 minggu dari 9-23 Oktober 2022 melibatkan seniman, sanggar serta penggiat seni modern dan kontemporer dari berbagai daerah baik dari Bali maupun dari luar Bali.

Acara penutupan diisi Penyerahan Juara Pawimba (Lomba), Penganugerahan Bali Jani Nugraha Tahun 2022 serta Pementasan dari ISI Denpasar – Komunitas Seni Usadi Langu yang membawakan judul “Bali Tirtha Samasta”.

Artikel Lainnya

Terkini