![]() |
Pentas kesenian di panggung PKB /dok.kabarnusa |
DENPASAR – Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan banyak kesenian tradisional di Bali terancam punah lantaran jarang dipentaskan. Hal itu disampaikannya dalam sambutan dibacakan Wakil Gubernur Ketut Sudikerta penutupan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-39 pada, Sabtu (8/7/2017).
Penutupan PKB yang mengusung tema ‘Ulun Danu’ ditandai penancapan kayonan oleh Sudikerta pada sebuah prosesi yang berlangsung di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Denpasar.
Kata Pastika, pelaksanaan PKB tahun ini telah berjalan sesuai rencana. PKB ke-39 telah mampu menjadi wahana komunikasi antar seniman serta memperkuat landasan dan mempertahankan eksistensi budaya Bali dari penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai satwan, siwam, sundaram.
Ajang PKB tak semata representasi hasil kesenian Lebih dari itu, telah menjadi ruang apresiasi terhadap ragam kekayaan kebudayaan daerah yang adiluhung. Meski telah terlaksana lebih optimal, evaluasi terhadap seluruh unsur penyelenggaraan harus tetap dilakukan sebagai pedoman untuk pelaksanaan ajang serupa di tahun mendatang.
Pastika juga mengingatkan derasnya arus modernisasi yang mengancam eksistensi sejumlah kesenian tradisional. Kata Pastika, tak sedikit kesenian tradisional yang terancam punah karena sudah jarang dipentaskan.
“Oleh karena itu, upaya rekonstruksi menjadi agenda penting guna menghidupkan dan merevitalisasi kesenian yang terancam punah tersebut,” ucapnya.
Pihaknya mengajak seluruh komponan untuk menjadikan PKB sebagai momen penting dalam upaya pembinaan, penggalian, pengembangan dan pelestarian seni dan budaya Bali. Lewat ajang ini para seniman dan budayawan diharapkan semakin termotivasi untuk berkreasi sehingga mampu menghasilkan karya yang berkualitas. (gek)