Gunakan Bahasa Kasar, Dewan Bali Dalami Aplikasi Id.TestOny

14 Juli 2017, 06:27 WIB
aplikasi id.TestOny

DENPASAR – DPRD Bali tengah mendalami aplikasi Id.TestOny.com yang menggunakan Bahasa Bali dengan kata-kata kasar atau tidak pantas yang dinilai tidak layak ditampilkan ke publik.

Sorotan terhadap aplikasi yang tengah menjadi viral di medsos ini dilontarkan anggota Komisi IV DPRD Bali Utami Dwi Suryadi. Ia masih mendalami apakah pembuat aplikasi itu bisa kena UU ITE.

Dia menilai pembuat aplikasi itu pakai bahasa kasar, cenderung tak senonoh atau cenderung jorok dan porno.

Baca juga : Dewan Kecam Aplikasi Berbahasa Bali Gunakan Kata-kata Tak Sopan 

Utami mengungkapkan, sebenarnya sangat membanggakan kalau ada aplikasi berbahasa Bali, tapi harus yang baik dengan menggunakan bahasa yang sopan karena bahasa itu cerminan watak seseorang.

“Pepatah mengatakan mengenali seseorang, kenali dulu adat dan bahasanya,” ujar Utami dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (13/7/2017).

Srikandi partai Demokrat dari Kota Denpasar ini meminta pihak yang berwenang untuk menindaknya. Untuk itu, Kominfo bisa mengambil tindakan. Walaupun bermaksud candaan namun itu sudah tersebar di media sosial dibaca banyak orang.

“Apapun alasannya kalau hal yang tidak bagus sebaiknya jangan. Takut dampaknya terhadap anak khususnya di Bali. Bercanda tidak harus dengan bahasa kasar, jorok dan porno,” tegasnya.

Nyoman Parta dari FPDIP DPRD Bali

Senada dengan utami, Ketua Komisi IV DPRD Bali I Nyoman Parta mengatakan, pelestarian Bahasa Bali harus menjadi tanggung jawab kolektif, sebab bahasa Bali bisa lestari jika makin banyak penutur dan dituturkan.

Bakal Calon bupati Gianyar dari PDIP itu menghargai inovasi pembuatan aplikasi berbahasa Bali itu. Namun ketika menuturkannya seharusnya semua pihak menempatkan posisi Bahasa Bali pada posisi lebih terhormat, tidak menggunakan kata-kata yang tidak senonoh itu.

Bahasa bukanlah sekedar alat komunikasi tapi juga cermin dari keadaban kita. Bahasa Bali menunjukan bahwa manusia Bali itu adalah manusia yang beradab. “Jadi jangan anggap sepele. Kami minta Gubenur dan Kadis kebudayaan segera menyikapi aplikasi itu,” tegasnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini