Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global, Bank Sentral Optimalkan Kebijakan Sistem Pembayaran

Dalam menghadapi permasalahan ekonomi yang diwarnai ketikdakpastian global Bank Indonesia sebagai bank sentral tidak hanya mengandalkan satu kebijakan namun juga mengoptimalkan kebijakan lainnya seperti sistem pembayaran.

15 Juli 2022, 14:54 WIB

Badung– Dalam menghadapi permasalahan ekonomi yang diwarnai ketikdakpastian global Bank Indonesia sebagai bank sentral tidak hanya mengandalkan satu kebijakan namun juga mengoptimalkan kebijakan lainnya seperti sistem pembayaran.

Konsep bauran kebijakan perlu dipahami dan terus dilakukan enhancement agar dapat menavigasi perubahan lingkungan strategis dan tantangan ke depan.

Diperlukan bauran kebijakan bank sentral, yang tidak terbatas hanya pada bauran kebijakan moneter dan kebijakan makroprudensial, namun juga mengoptimalkan kebijakan di sistem pembayaran.

Hal hal seperti itu mengemuka dalam seminar “Central Bank Policy Mix for Stability and Economic Recovery” yang merupakan rangkaian hari ketiga side event rangkaian G20 Finance Track: Finance and Central Bank Deputies (FCBD) dan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Nusa Dua, Bali, Rabu (13/7/2022).

Pengelolaan ekonomi Indonesia dihadapkan pada permasalahan ekonomi global yang kompleks dan dinamika yang diwarnai oleh ketikdakpastian.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung menekankan pentingnya inovasi dan sinergi kebijakan serta kolaborasi yang kuat untuk mendukung penguatan kerangka bauran kebijakan yang efektif.

Berbagai risiko muncul belakangan ini tidak dapat dimitigasi hanya oleh satu kebijakan untuk menjaga stabilitas makro-finansial.

Berbagai pemikiran dalam flagship program Central Bank Policy Mix tersebut didetailkan dalam 4 bagian besar.

“Pertama eksplorasi terkait konsep, implementasi, dan tantangan ke depan,” tuturnya.

Kedua, konsep monetary policy terutama terkait dengan menjaga stabilitas eksternal, ketiga stabilitas sistem keuangan, dan keempat bagaimana menavigasi tantangan ke depan.

Narasumber dihadirkan merupakan  prominent speakers dan revelant di bidangnya.

Selain dari Bank Indonesia, narasumber berasal dari International Monetary Fund (IMF), Bank International Settlement (BIS), dan bank sentral dari beberapa negara yang relevan untuk memberikan sharing country experiences. ***

Artikel Lainnya

Terkini