Hadapi Serangan Siber, Asean Perkuat Tata Kelola Perlindungan Data

7 Desember 2018, 07:04 WIB
Konferensi pers usai pertemuan Asean Telmin 2018 di Gianyar

GIANYAR – Ancaman serangan siber bisa terjadi kapan saja dan menimpa negara anggota ASEAN sehingga lahirlah komitmen untuk saling membantu dengan membuat mekanisme dan prosedur yang disepakati dalam tata kelola data.

“Kita bekerja sama, kalau ada negara Asean yang mendapat serangan yang signifikan, apa yang akan dilakukan negara lain di Asean,” kata Menkominfo Rudiantara saat konferensi pers usai pertemuan para menteri teknologi dan informasi se-Asean Telin 2018 di Gianyar, Kamis 6 Desember 2018.

Diakui Rudiantara, banyak serangan siber, tetapi tidak tidak pernah dibawa ke publik. Hal itu dengan pertimbangan karena komersial, kerahasiaan dan seterusnya.

Semua menyadari dan menyepakati, harus dibuat prosedur sesama negara Asean, tidak usah melibatkan 10 negara anggota. Bisa dimulai dengan kerja sama dua atau tiga negara lebih dahulu termasuk Indonesia.

“Bagaimana kita siapkan cyber war game atau skenario jika negara Asean diserang cukup fatal, apa yang harus dilakukan negara lain?,” ucapnya. Di sinilah, kata dia pentingnya kerja sama dan keterbukaan sehingga penanganan bisa dilakukan secara cepat.

Sejauh ini memang belum ada serangan siber signifikan yang dialami negara Asean namun sebelum itu terjadi, Asean telah membuat prosedur bagaimana negara negara bisa merespon jika serangan terjadi.

Menkominfo Rudiantara

Ditambahkan Rudiantara, selain pentingnya masalah tata kelola data, tak kalah mendesaknya bagamana dengan perlindungan data-data pengguna pribadi. Apalagi, belum semua negara Asean memiliki perlindungan atau regulasi yang mengatur perlindungan data pribadi

“Kita harus mulai menata, menyiapkan perlindungan dalam arus data,” tegasnya. Dicontohkan, ketika orang Indonesia bertransaksi dengan seseorang dari negara lain, di mana data-data itu bisa mengalir dan bisa dimanfaatkan oleh negara lain.

“Harus ada proteksi, tidak boleh semena-mena,” katanya mengingatkan. Dari sisi perlindungan siber, lanjut Rudiantara, bagaimana negara Asean bisa mengaktifkan sistem CTR Computer Emergency Respons Time untuk merespon secara cepat jika sewaktu-waktu ada serangan siber menimpa negara-negara Asean. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini