![]() |
Head Marketing and Sales Apotik Antar, Kusumaaji Pramanajati memaparkan aplikasi pembelian obat secara online (foto:kabarnusa) |
Kabarnusa.com – Setelah mendapat antusias berbagai daerah di Tanah Air kini “Apotik Antar” untuk melayani pembeli obat melalui sistem digital siap melayani masyarakat di Kota Denpasar dan sekitarnya.
Di bawah bendera Perusahaan teknologi karya anak negeri, M-Health Tech, aplikasi “Apotik Antar” hadir pertama kali di Bali menggandeng sekira 360 apotek.
Head Marketing and Sales Apotik Antar, Kusumaaji Pramanajati menungkapkan, aplikasi tersebut dapat diunduh melalui telepon pintar berbasis Android atau iOS.
“Kami adalah `platform` yang memfasilitasi pengguna dengan apotek,” katanya dalam jumpa pers di Denpasar, Rabu (15/6/2016).
Dengan aplikasi ini, konsumen bisa mendapatkan informasi seputar obat bebas yang dijual di pasaran hingga yang mendapat resep dokter.
“Cukup memotret resep dokter kemudian dikirim lewat aplikasi ini akan langsung bisa dibaca oleh apotek yang telah bekerjasama atau menggunakan aplikasi apotik antar,”katanya.
Biasanya, konsumen dalam membeli obat, tidak mendapat gambaran lebih dahulu daftar harga obatnya. Mereka langsung membayar berapapun obat yang dikatakan pihak apotek.
Lewat aplikasi maka konsumen bisa mendapatkan indikasi harga yang dijual di apotek tersebut sejak awal. Jadi, konsumen bisa memutuskan lebih dahulu apakah jadi bertransaksi membeli obat dimaksud atau membatalkannya.
Setelah download apotikantar.com secara gratis, maka konsumen akan mengetahui prediksi harga yang bisa diterima atau ditolak jika harga yang diberikan apotek sesuai atau tidak sesuai dengan prediksi harga.
Dalam memudahkan bisnis itu, aplikasi digital karya anak negeri itu menggandeng apotek-apotek yang memiliki surat izin apotek (SIA) dan surat izin praktik apoteker (SIPA) dari Kementerian Kesehatan.
Hal itu guna memberikan jaminan kepada konsumen terhadap legitimasi atau legalitas apotek dan juga untuk memudahkan melakukan pelacakan penelusuran setiap transaksi yang dilakukan pengguna dengan apotik.
Diharapkan, setelah sosialisasi, edukasi layanan aplikasi digital itu, sekira 80 hingga 90 persen dari 360 apotek di Denpasar bisa bermitra dengan aplikasi tersebut.
Dalam pemesanan obat lewat “Apotik Antar” ini, ada ketentuan minimal hingga maksimal.
“Untuk pemesanan di Kota Denpasar dan sekitarnya minimum pemesanan obat Rp10 ribu dan maksimum Rp2 juta di luar ongkos kirim dengan pembayarannya sistem “cash on delivery” COD,” sambungnya.
Disinggung soal pengiriman, pihaknya bekerja sama GoJek dengan jaminan waktu penerimaan pesanan maksimum satu jam dengan jangkauan radius lima kilometer dari titik antar dan bisa diperluas hingga radius 15 hingga 25 kilometer apabila obat belum ditemukan di apotek tertentu.
Diketahui, aplikasi tersebut diluncurkan pada Januari 2016 di Jakarta dengan total pengunduh saat ini sudah mencapai 15 ribu.
Diakuinya, Bali merupakan pasar potensial mengingat, angka penggunaan telepon seluler mengakses internet berasal dari Pulau Jawa dan Bali yang mencapai 92 persen.
Dalam catatan, penetrasi internet di Bali masuk lima besar di Tanah Air yakni mencapai 49 persen dengan total pengguna internet mencapai dua juta jiwa.
Sebelumnya, apotik antar juga telah hadir di kota-kota besar dan mendapat antusisme masyarakat seperti di Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Palembang, Makassar, Medan dan Balikpapan.
Ditarhetkan, aplikasi yang mengusung tagline aman, nyaman dan cepat itu mulai bisa dimanfaatkan akhir minggu ini dan pemberian gratis ongkos kirim hingga dua bulan ke depan. (rhm)