Indonesia dan Iran Berbagi Pengalaman Pemenuhan Perlindungan Anak

18 November 2020, 06:33 WIB

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati/ist

Denpasar – Pemerintah Indonesia dan Iran saling berbagi
pengalaman atau sharing dalam upaya memperkuat kerja sama di bidang
perlindungan anak. Kerjasama itu teraktualisasi dalam kegiatan berbagi praktik
terbaik pelaksanaan kabupaten/kota layak anak.

Kegiatan dilaksanakan di dua negara secara virtual. Untuk di Indonesia,
kegiatan dipusatkan di Gedung Dharma Negara Alaya, Jalan Mulawarman Nomor 1,
Denpasar, Selasa 17 November 2020.

Menteri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A), Bintang
Puspayoga, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace),
Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra serta jajaran pejabat Kementarian
P3A.

Kota Denpasar dipilih sebagai tuan rumah karena baru-baru ini dinobatkan
sebagi kota layak anak dengan predikat utama. Negeri Iran, acara dihadiri
Wakil Presiden Republik Islam Iran Bidang Wanita dan Urusan Keluarga Dr.
Masoumeh Ebtekar.

Menteri P3A Bintang Puspayoga menyampaikan posisi Iran sebagai negara penting
bagi Indonesia, khususnya dalam kerjasama perlindungan perempuan dan anak
antar kedua negara.

Banyak program kerja sama yang dilaksanakan kedua negara untuk pemenuhan hak
bagi perempuan dan anak.

Upaya untuk mewujudkan lingkungan yang ramah bagi perempuan dan anak
membutuhkan sharing informasi antar negara. Melalui program berbagi praktik
baik ini, kedua belah pihak dapat belajar satu sama lain.

Kata Bintang, Indonesia sangat berkepentingan untuk mewujudkan pemenuhan
kebutuhan hak bagi anak. Hal itu mengingat, 30,1 persen populasi penduduk di
Indonesia adalah anak-anak.

“Data itu memberi gambaran kepada kita tentang pentingnya komitmen dan upaya
pemenuhan kebutuhan bagi anak karena mereka akan menjadi generasi penerus dan
modal bagi keberlanjutan pembangunan,” urainya.

Dalam kesempatan itu, ia secara khusus memberi apresiasi kepada Pemprov Bali
dan Kota Denpasar atas komitmen yang ditunjukkan dalam pemenuhan hak bagi
anak.

Wapres Iran Masoumeh Ebtekar. Ia menyambut baik kerjasama yang dibangun kedua
negara di bidang perlindungan perempuan dan anak. Ebtekar berharap kerja sama
yang dibangun mampu meningkatkan kesejahteraan dan pemenuhan hak bagi
perempuan dan anak di kedua negara.

Pada bagian lain, ia menyinggung tentang pandemi Covid-19 yang menjadi kendala
dan tantangan baru dalam upaya pemenuhan hak perempuan dan anak.

Ia menyebut, pandemi yang melanda hampir seluruh negara ini menimbulkan
sejumlah masalah antara lain naiknya angka kemiskinan dan pengangguran yang
dampaknya sangat dirasakan oleh perempuan dan anak-anak.

Selain Covid-19, sejumlah negara termasuk Iran juga masih harus menghadapi
persoalan lain seperti perang, terorisme hingga perdagangan anak.

Kendati menghadapi tantangan yang berat, ia mengajak semua pihak menyatukan
tekad dan komitmen dalam memberi perhatian bagi perlindungan terhadap
perempuan dan anak.

Wagub Cok Ace mengatakan, kerja sama yang dibangun pemerintah Indonesia dan
Iran merupakan langkah politik yang baik untuk mewujudkan lebih banyak lagi
kota layak anak di seluruh dunia.

Perlindungan terhadap perempuan dan anak sejalan dengan Visi Nangun Sat Kerthi
Loka Bali yang dijabarkan dalam Misi ke-20 yaitu ‘Mewujudkan kehidupan Krama
Bali yang demokratis dan berkeadilan dengan memperkuat budaya hukum, budaya
politik dan kesetaraan gender dengan memperhatikan nilai-nilai budaya Bali’.

Perlindungan serta pemenuhan hak bagi anak adalah hal yang sangat penting
karena mereka adalah penerus perjuangan bangsa.

Meskipun berbagai upaya perlindungan telah dilakukan, namun hingga saat ini ia
menyebut masih ada kasus kekerasan yang menimpa anak-anak yang berpengaruh
negatif bagi tumbuh kembang mereka.

Pemprov Bali, kata Cok Ace, memperkuat komitmen memberi perlindungan dan
pemenuhan hak bagi anak-anak sebagaimana tertuang dalam Perda Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Perlindungan Anak. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini