Indonesia Siap Ramaikan Festival Janadriyah di Riyadh

18 Desember 2018, 16:39 WIB

RIYADH – Mendapat keistimewaan sebagai sebagai Tamu Kehormatan dari Pelayan Dua Masjid Suci, Raja Salman bin Abdulaziz, Indonesia akan tampil all out dalam Festival Janadriyah, Festival Budaya dan Warisan (Heritage) terbesar di Timur Tengah.

Dr. Alwi Shihab, Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia Untuk Timur Tengah dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mewakili Pemerintah Indonesia dalam Konferensi Pers Bersama dengan Kementerian Garda Nasiona (National Guard)l Arab Saudi di Riyadh, Ahad (16/12/2018).

Dr. Alwi Shihab hadir bersama Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel. Sementara dari pihak Arab Saudi hadir Pangeran Khalid Bin Abdulaziz Bin Ayyaf Al Muqrin, Menteri Garda Nasional Kerajaan Arab Saudi.

Sebagai tamu kehormatan, Indonesia akan menampilkan yang terbaik dalam Festival Janadriyah yang berlangsung selama 21 hari.

“Indonesia akan mempertontonkan berbagai pertunjukan budaya tradisional dan film Indonesia di panggung kesenian festival. Sementara di paviliun Indonesia, pengunjung dapat menikmati kekayaan budaya Indonesia dari berbagai propinsi, serta dokumentasi hubungan bilateral Indonesia-Arab Saudi,” tutur Alwi.

Pemerintah Arab Saudi juga menyampaikan apresiasi atas kerja keras Pemerintah Indonesia, khususnya Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh dan berbagai intansi terkait di Indonesia, yang telah mempersiapkan partisipasi dalam Janadriyah dengan baik.

“Saya sangat mengapresiasi Pemerintah Indonesia sebagai Tamu Kehormatan yang telah bekerja sama dengan baik untuk menyukseskan acara ini,” ungkap Pangeran Khalid. The 33 Cultural and Heritage Festival ini merupakan festival tahunan berskala nasional yang diselenggarakan di Desa Janadriyah, Riyadh.

Festival Janadriyah mempertemukan antara kekayaan warisan budaya Kerajaan Arab Saudi di masa lalu, serta capaian dan kemajuan saat ini. Dalam Festival tersebut ditampilkan paviliun budaya seluruh propinsi di Arab Saudi serta capaian kemajuan berbagai instansi pemerintah.

Arab Saudi juga mengundang negara sahabat untuk berpartisipasi dalam pameran, terutama negara yang dipandang mempunyai kebudayaan yang tinggi.

“Bagi Pemerintah Indonesia, partisipasi sebagai Guest of Honor adalah sebuah kebanggaan, mengingat hal ini merupakan kesempatan mahal yang ditunggu-tunggu oleh banyak negara. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan Bilateral Indonesia-Arab Saud berada dalam masa keemasan.

Dengan semangat “Saunesia” Indonesia akan menampilkan yang terbaik.. Saunesia adalah istilah baru dalam hubungan kedua negara, terdiri dari kata Arab Saudi dan Indonesia. Hal ini tidak mudah, karena kami menghadapi banyak rintangan dalam persiapannya. Namun dengan tekad dan kerja keras, persiapan dapat diselesaikan tepat pada waktunya,” ujar Agus.

Dalam konferensi pers tersebut, Dubes Maftuh Abegebriel juga menarasikan sebuah syair yg digubah khusus tentang festival Janadriyah yg merupakan bentuk nyata dari sebuah dialog antar budaya dan peradaban. Maftuh menyebut syair tersebut dengan “hiwar bainal hadharat” dialogue between civilizations yang merupakan tujuan utama dari penyelenggaraan festival ini.

Keikutsertaan Indonesia dalam festival tersebut mengusung tema “Unity in Diversity for Strengthening Moderation and Global Peace”. Keanekaragaman diangkat sebagai tema mengingat Indonesia adalah negara yang sangat majemuk; memiliki lebih dari 16.000 pulau, berpenduduk lebih dari 260 juta.

Demikian juga, menampung lebih dari 300 kelompok etnik yang berbeda budaya dan berbicara dengan ratusan bahasa, serta memeluk 6 agama besar, namun bersatu dan damai dengan nilai-nilai toleransi dan kerukunan.

Pavilun Indonesia akan menonjolkan Kapal Phinisi sebagai ikon (focus of interest). Kapal Phinisi yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia oleh UNESCO di tahun 2017 menjadi simbol Indonesia sebagai negara maritim dan kaya akan potensi bahari, sekaligus menjadi simbol konektivitas antara Indonesia dengan negara-negara sahabat, khususnya Saudi Arabia.

Dalam Paviliun Indonesia juga akan dipamerkan keanekaragaman budaya Indonesia antara lain dalam bentuk kerajinan tradisional, kuliner, dan keindahan alam serta tujuan wisata.

Keanekaragaman 34 propinsi di Indonesia dapat dilihat melalui layar-layar elektronik yang akan menjadi jendela-jendela virtual untuk melihat Indonesia. Khusus Raja Ampat di Papua akan ditampilkan dalam teknologi canggih Live Augmented Reality yang memungkinkan pengunjung untuk berinteraksi secara langsung.

Tidak ketinggalan pameran arsip foto dan video hubungan bilateral termasuk kunjungan Raja Faisal ke Indonesia tahun 1970 hingga kunjungan bersejarah Raja Salman ke Indonesia pada Maret 2017. Indonesia juga akan menampilkan memori hubungan sejarah antar masyarakat (people to people contact) melalui perjalanan ibadah haji masyarakat Indonesia di masa lalu.

Di dalam Paviliun Indonesia juga akan diisi pameran dari berbagai pihak pendukung, di antaranya adalah instansi pemerintah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan dan Olah Raga.

Juga, KBRI Riyadh, lembaga pendidikan tinggi negeri dari Institut Teknologi Bandung dan Universitas Hasanuddin, serta perusahaan di sektor strategis, yaitu PT. Dirgantara Indonesia, PT. Pindad, PT. Kimia Farma dan Wijaya Karya.

Adapun panggung Paviliun Indonesia selama 21 hari akan memanjakan pengunjung warga Arab Saudi dengan menampilkan berbagai keanekaragaman budaya kepada pengunjung Festival, antara lain berupa berbagai pertunjukan seni budaya dan tari serta film Indonesia.

Pertunjukan seni yang akan ditampilkan berasal dari berbagai propinsi di Nusantara, di antaranya adalah Rampak Gendhang, Thilung dan Angklung, Tari Piring Cupak dari Sumatera, Tari Kuda Lumping dari Jawa, Tari Mandau dari Kalimantan, Tari Gaba-Gaba dari Maluku, Tari Korwar dari Papua, serta Tari Saman dan Zapin dari Aceh.

Pertunjukan akan ditampikan oleh kelompok seni yang dibawa dari berbagai instansi pemerintah, antara lain Kemendikbud, Kemenpar, Pemkab Lampung Timur dan Pemkab Banyuwangi.

Tidak ketinggalan pertunjukan acara seni dari Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) dan siswa Sekolah Indonesia di Riyadh, Jeddah dan Mekkah, serta penampilan dari kelompok masyarakat Indonesia di Arab Saudi.

Adapun film Indonesia terpilih yang akan ditampilkan adalah Surau dan Silek, Iqro, 12 Menit Kemenangan untuk selamanya, Banda the Dark Forgotten Trail, Melangkah Bersama Negeri Dongeng, Moonrise Over Egypt, Knight Kris, Jagoan Instant, Simfoni Satu Tanda, Athirah. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini