![]() |
Salah seorang pelamar yang tertarik bekerja di Jepang sedang menjalani seleksi di Kantor Bali Japan Academy di Denpasar |
DENPASAR – Berbagai sektor industri di Jepang kini banyak membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia khususnya Bali yang dikenal memiliki keramahan khas yang sangat diminati masyarakat di Negeri Matahari Terbit.
Diketahui, penurunan jumlah populasi yg terjadi secara signifikan membuat Jepang kini menghadapi masalah kekurangan tenaga kerja yang serius. Hampir semua bidang pekerjaan mengalami kekurangan jumlah tenaga kerja. Demikian pula dengan bidang keperawatan.
Kini, Jepang benar-benar membutuhkan tenaga keperawatan di bidang careworker (perawat lansia). Hal tersebut sampaikan oleh representatif dari KSG Promotion Cooperative Association, Akinori Okabayashi, selaku asosiasi agency penerima pemagang asing di Jepang di sela-sela matching interview yang dilaksanakan di kantor Bali Japan Academy.
“Kami harus membuka diri terhadap penerimaan tenaga kerja asing untuk bekerja di Jepang. Jumlah tenaga kerja lokal Jepang yang tersedia di negara kami sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan tenaga kerja di berbagai industri,” ungkapnya, (24/11/2018).
Ditanya industri apa yang paling membutuhkan tenaga kerja pihaknya menjawab bahwa hampir seluruh sektor industri di Jepang memerlukan tenaga kerja asing. Hanya saja, ada sejumlah kualifikasi yang harus dipenuhi oleh calon tenaga kerja asing agar bisa diterima magang kerja ataupun bekerja di negeri Sakura tersebut.
“Hampir semua sektor industri perlu. Namun kali ini kami datang untuk menyeleksi calon pemagang dari Bali untuk magang kerja di bidang care worker dan hotel/building maintenance,” ungkapnya. Akinori Okabayashi menuturkan, pihaknya sudah mendatangkan ribuan tenaga kerja dari Filipina dan Vietnam. Kali ini pihaknya mendatangkannya dari Indonesia, khususnya dari Bali.
“Kami sudah lama mendengar tentang keindahan alam dan keramahan masyarakat Bali. Bali sangat terkenal di Jepang. Hanya saja selama ini kami belum menemukan partner yang pas,” tuturnya. Pihaknya bersyukur dan merasa bahagia bisa berpartner dengan Bali Japan Academy, lembaga pendidikan dan pelatihan baru yang dinilai progresif dan prospektif.
“Kami jatuh cinta dengan Bali. Kami ingin mengundang banyak orang Bali untuk magang kerja ke Jepang,” tutupnya di Kantor Bali Japan Academy beralamat di Jalan Angsoka Cargo Permai Ubung Denpasar.
Direktur Bali Japan Academy, Made Sukadana Antara mengungkapkan pihaknya merasa bangga dan bahagia melihat antusiasme para pemuda untuk mengikuti seleksi matching interview yang diadakan lembaga yang dipimpinnya bersama user dari Jepang.
“Sebagai lembaga baru dan masih sangat muda, kami merasa senang dan bangga atas kepercayaan masyarakat terhadap lembaga kami. Bahkan ada yang sengaja terbang dari luar pulau seperti Jogjakarta dan Lombok untuk mengikuti seleksi ini,” pungkasnya.
Meski demikian, pihaknya mengatakan bahwa Bali Japan Academy tidak lah bisa memberangkatkan semua orang untuk magang kerja ke Jepang.
Dari total 56 peserta yang mengikuti seleksi matching interview, yang berhasil lolos berjumlah 24 orang. “Tentunya kami ingin memberikan kesempatan yang sebanyak-banyaknya kepada para pemuda untuk melihat negeri matahari terbit, melihat dunia luar, sambil memperoleh penghasilan yang lebih”.
“Ini tahun pertama bagi kami, sehingga kami belum mampu memberangkatkan semua peserta,” tutur Sukadana yang pernah tercatat sebagai koordinator acara pertukaran budaya Internasional antara prefektur Chiba Japan dengan provinsi Bali pada tahun 2013 & 2014 ini.
Antusiasme peserta bahkan beberapa ada yang sengaja datang dari luar Bali ini membuat Bali Japan Academy kini berusaha untuk mencari lebih banyak lagi partner di Jepang yang dapat memberikan kesempatan bagi peserta yang belum bisa lolos saat ini.
Tentunya calon peserta tetap harus mengikuti setiap tahapan yang harus dilalui, termasuk matching interview. “Kami tengah menjalin komunikasi yang intensif dengan beberapa partner di Jepang agar kedepan semakin banyak kesempatan yang diberikan kepada tenaga kerja asal Bali untuk mengasah keterampilan di Jepang. Utamanya di bidang hospitality perhotelan,” ujarnya.
Karena menurutnya selain memperoleh penghasilan lebih, lewat mekanisme pemagangan, para pemagang yang nanti akan magang kerja di Jepang diharapkan juga mampu belajar sesuatu untuk kemudian hari dapat diimplementasikan di Indonesia.
“Ini kami sebut sebagai sebuah proses transfer skill,” ujar pria muda asal Gianyar yang juga menjabat sebagai direktur utama dari PT Dipta Widya Saraswati ini. Meskipun ini merupakan tahun pertama bagi Bali Japan Academy, Sukadana menyebutkan, ini merupakan tahun pertama yang sangat mengesankan.
Untuk itu, pihaknya berharap pada tahun depan akan lebih banyak mendapatkan job order dari partnernya di Jepang. Karena tenaga kerja dari Bali menurutnya memiliki nilai tawar yang lebih.
“Terima kasih dan selamat kepada seluruh peserta. Baik yang lolos, maupun yang kali ini belum berhasil. Bagi yang belum berhasil semoga tidak berkecil hati karena awal tahun depan kami akan membuka kesempatan seleksi lagi”.
“Saatnya berpikir global. Batas-batas negara bukan lagi penghalang untuk kita meraih sukses,” tutup mantan dosen muda UNUD sekaligus lulusan terbaik Fakultas Sastra Universitas Udayana program Studi Sastra Jepang ini. (*)