KabarNusa.com –
Keberadaan industri kuliner mampu menggairahkan pariwisata di Sanur
sebagaimana terlihat keterlibatannya dalam Sanur Village Festival SVF
yang digelar sembilan kalinya.
Tercatat 12 usaha kuliner bahkan menjadi langganan setia hajatan Sanur Village Festival yang dihelat sejak 2006.
Ketua Yayasan Pembangunan Sanur Ida Bagus Gede Sidharta mengakui, pascabom Bali kedua 2005 bisnis pariwisata menurun drastis.
“Tetapi
mereka gigih mendukung dan menyukseskan SVF sehingga pariwisata Sanur
semakin bergairah,” kata Sidharta Sabtu (23/8/2014).
Bahkan,
mereka ini berada garda depan untuk ikut memulihkan pariwisata Bali
melalui festival yang diprakasai Yayasan Pembangunan Sanur.
Sanur sebagai destinasi pariwisata tak ingin berdiam diri menghadapi sepinya tamu saat itu.
Bebearapa tokoh Sanur dan pariwisata pun berfikir untuk berbuat untuk segera memulihkan pariwisata.
“Kami
berupaya untuk bangkit. Kita libatkan industri pariwisata yang ada di
Sanur. Tahun 2006 akhirnya kita selenggarakan festival untuk pertama
kalinya,” sebutnya.
“Hingga festival kesembilan ini ada sekitar
12 industri yang setia ikut dalam SVF. Saat itu kita tak berfikir untuk
untung, namun yang lebih penting bagaimana untuk bangkit,” tandasnya.
Adapun
Keduabelas peserta tersebut adalah Griya Santrian, Puri Santrian, Arena
Restaurant, Massimo, Grand Bali Beach, Queens Tandoor, Ryoshi, Gosha,
Hatten Wines, Cafe Me, The Gangsa Villa, Jazz Grill-Kopi Bali.
Massimo,
pemilik Massimo Italian Restaurant mengatakan yang terlintas ketika itu
bagaimana membangkitkan pariwisata khususnya di Sanur, tak berpikir
soal untung.
Ia mengakui dari tahun ke tahun festival menunjukkan
peningkatan baik konten maupun jumlah kunjungan. Baginya festival ini
telah menjadi magnet dan ajang promosi yang sangat bagus. (gek)