Inilah 10 Bandara yang Disiapkan Antisipasi Erupsi Gunung Agung

27 September 2017, 10:31 WIB
Gunung Agung/foto: TRC BPBD Bali

NUSA DUA – Kementerian Perhubungan telah menyiapkan 10 Bandara untuk mengantisipasi peningkatan aktifitas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Bali yang ini meningkat statusnya menjadi Awas atau level IV.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan kesiapan 10 bandara itu usai menggelar rapat dengan jajaran Kemenhub dan stakeholders setelah pembukaan acara Asia Europe Meeting Transport Minister Meeting (ASEM TMM) di Hotel Westin Nusa Dua pada, Selasa (26/9/2017).

Dia menyebutkan, sepuluh bandara yang disiapkan untuk mengantisipasi erupsi Gunung Agung yaitu di Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya, Kupang, Banyuwangi.

“Kesepuluh bandara tersebut sebagai bandara alternatif bagi pesawat yang melayani rute penerbangan ke Bandara Ngurah Rai yang ditutup apabila terdampak debu vulkanik Gunung Agung,” sebutnya.

Namun demikian Budi berdoa semoga letusan Gunung Agung apabila pun meletus tidak membawa dampak yang parah dan mengganggu penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai.

Menurut Menhub diperkirakan terdapat 5000 penumpang yang akan terdampak bila bandara Ngurah Rai ditutup akibat erupsi Gunung Agung.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Menhub mengatakan telah menyiapkan dua rencana (plan) yaitu rencana pertama memindahkan penumpang ke rute Banyuwangi dan Praya, dan rencana kedua antara Banyuwangi dan Surabaya melalui jalur darat.

Kemenhub telah menyiapkan 100 bus untuk mobilisasi penumpang keluar Bali melalui Banyuwangi, Surabaya dan Praya. Dari jumlah 5000 penumpang yang diperkirakan terdampak, 70%nya diperkirakan akan keluar dari Bali.

“Sedangkan 30%nya merupakan penumpang yang berasal dari Bali sehingga tidak diperlukan kendaraan untuk mengantar,” jelas dia.

Guna penanganan penumpang selanjutnya, setelah tiba di Surabaya, Banyuwangi dan Praya diserahkan kepada masing-masing maskapai penerbangan. Kesepuluh bandara yang disiapkan adalah untuk alternatif pendaratan (divert) terhadap pesawat yang sudah terbang menuju Bali.

“Jadi pesawat akan didaratkan ke lokasi terdekat pesawat itu berada atau arah datangnya pesawat. Contohnya jika pesawat tersebut berada di posisi dekat bandara di Makassar, maka pesawat tersebut akan mendarat disana (Makassar). Untuk pengalihan tersebut nanti Airnav yang akan melakukan,” terang Menhub.

Pihaknya meminta masing-masing otoritas bandara berkoordinasi dengan instansi terkait. Sebagai contoh jika turis tersebut harus over stay karena kejadian erupsi Gunung Agung maka Imigrasi harus memberikan bantuan terkait perpanjangan visa turis tersebut.

“Untuk kelancaran barang-barang bantuan saya minta agar berkoordinasi dengan Bea Cukai,” papar Menhub.

Hadir pada rapat koordinasi perwakilan dari Sekretaris Ditjen Perhubungan Udara Praminto Hadi, Otoritas Bandara Ngurah Rai Herson, Plt. Ditjen Perhubungan Darat Hindro Surahmat, Direktur Utama PT. Angkasa Pura I Danang Baskoro, Direktur Utama AirNav Novie Riyanto, dan perwakilan airline. (des)

Berita Lainnya

Terkini