Inilah Kisah Dua WNI Korban Penculikan di Hutan PNG

20 September 2015, 00:00 WIB

Kabarnusa.com – Dua warga Negara Indonesia yang sempat disandra sekelompok sipil bersenjata di Negara Papua Nugini (PNG) berhasil selamat meskipun mengalami berbagai tindak kekerasan.

Dua WNI yang diculik masing-masing Sudirman alias Dirman (28 tahun) dan Badar. Keduaya sempat bincang-bincang dengan Kapolda Papua Irjen Pol. Paulus Waterpauw bersama Gubernur Papua, Lukas Enembe seputar peristiwa yang menimpanya.

Kepada GuUbernur Lukas dan Kapolda Paulus, di Rumah Sakit Bhayangkara, Sabtu (19/9/2015), Sudirman menuturkan, mereka ditangkap 7 orang yang membawa 6 pucuk senjata. Juga dilengkapi panah serta senjata tajam itu berjarak 100 meter dari patok wilayah kedaulatan NKRI dengan PNG.

LOkasi berada di dalam hutan Skowpo pada tanggal 9 Sepetermber 2015 lalu.

“Kami ada lima orang satu tim untuk menebang kayu. Dua diantaranya tukang pemotong kayu dan tiga pengangkut kayu,” tutur Dirman.

Dirman yang tukang angkut kayu bersama Badar dan Muna, sementara rekannya Kuba yang ditembak merupakan tukang pemotong kayu bersama Ika, yang juga berhasil meloloskan diri dengan Muna.

Selama disandra, Sudirman, sempat berpisah dengan rekannya Badar saat hendak melarikan diri.

“Badar berhasil melarikan diri, ketika kami sudah berada di pegunungan Victoria. Akan tetapi Badar kembali tertangkap, karena dia hanya berputar-putar di hutan Vicotria,” tuturnya dikutip Papuakita.com.

Sedangkan dirinya saat melarikan diri, langsung tertangkap, karena terpojok di sebuah jurang yang memiliki kedalaman kurang lebih 40 meter.

Tidak hanya sampai di situ, dihari ke empat penyandraan mereka, sempat mendengar helikopter mondar-mandir di hutan Victoria miliki Army PNG.

Dia sempat melambaikan tangan dengan memegang baju. Namun Helikopter tidak melihat, bahkan mereka sempat tertangkap dan dilarang untuk melambaikan tangan,” tegasnya.

Badar menyatakan, ketika tertangkap dalam upaya melarikan diri, kelompok bersenjata itu menganiaya mereka, bahkan mereka di suruh merayap dan ditelanjangi.

“Kami juga diminta menyatakan Papua Merdeka. Lalu kami pun selama penyekapan tidak boleh berbahasa daerah kami dari Sulawesi Barat (Buton).

Akan tetapi Badar menyatakan, selama penyandraan mereka selalu membangun camp bersama-sama dengan kelompok bersenjata itu, dengan beralaskan tanah dan beratapkan terpal.

Selama penyandraan diberikan makan petatas (Ubi Jalar) yang direbus dan dibakar oleh kelompok yang memiliki wajah di hitami arang dan memiliki ikat kepala itu.

Proses pembebasannya, atas kehadiran dua orang kurir antara lain anak kepala desa yang merupakan pejabat DPR di wilayah mereka.

“Dihari kesembilan akhirnya kami diserahkan ke Army PNG di daerah Skowtiau,” tuturnya. 

Kini fisik dan sikologis Sudirman mulai berangsur baik, sementara Badar masih dalam perawatan medis, disebabkan luka dibagian punggung kanan, akibat terkena pukulan senjata serta kakinya yang luka-luka saat hendak melarikan diri. (ari)

Berita Lainnya

Terkini