Kabarnusa.com – Menyikapi kontroversi di masyarakat akhirnya lewat hasil paruman Desa Desa Pakraman Denpasar Bali mendeklarasikan penolakan terhadap reklamasi Teluk Benoa.
Krama Desa Pakraman Denpasar menggelar aksi menyampaikan sikap di pusat Kota Denpasar Minggu 22 Mei 2016.
Usai long march dari depan kantor Desa Pakraman Denpasar menuju Catur Muka, titik nol Kota Denpasar, massa menggunakan pita hitam di lengannya sebagai simbul duka cita.
Massa menggelar doa bersama atas meninggalnya Ida Pedanda Gede Made Gunung, Sulinggih, agamawan dan juga tokoh Hindu yang menolak keras rencana reklamasi teluk benoa.
“Jika semua Umat Hindu mendukung KSPN termasuk reklamasi, Saya akan tetap berjuang sendiri menentang program ini,” demikian pernyataan penolakan reklamasi oleh Ida Pedanda Gede Made Gunung yang disampaikan oleh Wayan Gendo Suardana koordinator ForBALI di dalam orasinya .
Usai menggelar doa bersama, Penyarikan (sekretaris) Desa Pakraman Denpasar, A.A Putu Gede Wibawa mengatakan, paruman (rapat) Desa Pakraman tanggal 26 Maret 2016 menyatakan Desa Pakraman Denpasar menolak reklamasi Teluk Benoa.
Keputusan paruman Desa Pakraman Denpasar didasari pada beberapa hal penting.
Pertama tinggi Tri Hita Karana, mendukung kawasan Teluk Benoa adalah kawasan suci, mendesak agar kawasan Teluk Benoa dikembalikan menjadi kawasan konservasi.
Mereka mendesak pengambil kebijakan di pusat dan Bali mendengarkan aspirasi masyarakat bali, dan menuntut pencabutan Perpres No. 51 tahun 2014.
“Mendesak pengambil kebijakan di pusat dan Bali mendengarkan aspirasi masyarakat bali, dan menuntut pencabutan Perpres No. 51 tahun 2014,” imbuhnya. (gek)