![]() |
Ahmad Taufik (foto:istimewa) |
JAKARTA – Ahmad Taufik mantan jurnalis senior Tempo yang juga pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia meninggal dunia di Rumah Sakit Madistra Jakarta, Kamis (23/3/17) malam. Pria yang akrab disapa Ate itu, menghadap ke Rahmatullah sekira pukul 19.24 WIB dalam perawatan di rumah sakit.
Kabar berpulangnya pria kelahiran Jakarta, 12 Juli 1965 itu beredar di kalangan wartawan dan media social whatssap yang menyatakan duka cita mendalam atas kepergian aktivis pers dan seorang advokat itu.
Jenasah, disemayamkan di kediaman yang ditinggalinya sejak kecil di Jalan Kebon Pala I/79 B, Tanah Abang Jakarta Pusat. Kepergian Taufik, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga terlebih sang istri Syafa Illiyin yang disapa Yiyin.
Tidak hanya itu, kolega dan sahabatnya Lena Marlena yang politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu sangat kehilangan sosok jurnalis yang pernah berkarir di sejumlah media nasional hingga internasional itu.
Lena yang sempat menjenguk almarhum saat di rumah sakit, juga menyampaikan kabar duka cita itu. “Mohon doanya, agar almarhum diampuni segala dosa dan kesalahannya dan ditempatkan di Jannahnya, Amin,” ucap Lena.
Lena berkisah, saat hari-hari terakhir bertemu almarhum, sempat berpesan agar Taufik melewan penyakitnya. “Lawan fik, penyakitnya, dan dia bilang lawan,” tukasnya.
Namun rupanya, Tuhan berkehendak lain, akhirnya penerima anugerah jurnalistik tahun 2008, 2009, 2010 dan penghargaan Mochtar Lubis Award bidang penulisan Pelayanan Publik, 2011 itupun, beritirahat tenang selama-lamanya.
Dari beberapa data dan informasi yang dihimpun tentang sosok almarhum, masa kecilnya belajar di SD Tionghoa di Tanah Abang. Karena sekolah tergusur, lalu meneruskan ke SD Negeri Spoor Lama pagi I (Sekarang SDN Kebon Kacang), Pasar Lontar, Jakarta Pusat.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 35 Gambir, kemudian menempuh pendidikan di SMAN 24, Senayan, Jakarta Pusat. Hijrah ke Bandung melanjutkan studi Hukum di Universitas Islam Bandung dan Jurusan Bhs Arab FPBS, IKIP Bandung.
Pendidikan Advokat KAI, di UI 2010. Di tengah kesibukannya saat ini Ate sedang menyelesaikan tesis program Pasca Sarjana Hub Internasional di FISIP, Univ Padjajaran.
Selama mahasiswa, empati sosialnya terasah dengan aktif memperjuangkan hak-hak tanah rakyat di Badega – Garut, Kacapiring – Bandung, Ligung – Jatiwangi – Majalengka, Cimacan – Cianjur Jawa Barat dan advokasi serta pembelaan terhadap hak-hak sosial, ekonomi, politik dan hak asasi warga tertindas. Juga aktif dalam pers mahasiswa.
Ate menuangkan gagasannya denga menulis di berbagai surat kabar, tabloid dan majalah sejak 1985. Memulai karir jurnalistik di Majalah Bulanan Generasi Muda Islam, Estafet, Jakarta, Majalah Berita Islam Dua Mingguan KIBLAT, dan tabloid Mingguan Eksponen (1986 – 1989).
Kemudian bekerja untuk Majalah Berita Mingguan TEMPO (1989 – 1994). Sempat membantu CBS TV-based Tokyo at APEC Jakarta (1994), Media Indonesia tahun 1995, Majalah Berita Mingguan D&R, dan kembali ke MBM TEMPO sejak 1998.
Membantu menulis untuk Suara Ummah-Bulanan Digest Islam, Majalah Bulanan Bening, Majalah Mingguan Berita Hankroyeh21, Korea Selatan, U-Mag (Majalah Life Style), On Stage, Let’s Dance, Tempo Interaktif, Supervisor di AdaTerus.com, BeritaProtes.com, dan Dosen di STIKOM Bandung.
Mendirikan sejumlah organisasi kemahasiswaan, kepemudaan, jurnalistik, kebangsaan, anti korupsi, kajian tata ruang, kajian keislaman dan kajian internasional.
Pendiri Forum Wartawan Independen (FOWI), Bandung, Ketua Presidium Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Ketua Institute Advokasi Pers Indonesia (IAPI), Anggota International Federation of Journalists (IFJ), Lembaga Bantuan Hukum Bela Keadilan, Garda Kemerdekaan dan Anggota Kehormatan International PEN English Centre.
Sejumlah organisasi yang menaruh respek pada perjuangan untuk Kebebasan Pers memberi saya penghargaan antara lain ; Tasrief Award – Indonesia Press Freedom award (Jakarta) at June 1995, CPJ (berbasis di New York), International Press Freedom Award 1995, Digul Award – Indonesian NGO’s human rights award at 10th December 1996. Hellmann/ Hammet Award from American Writer, New York 1998.
Beberapa karya buku yang dia tulis; Seks dan Gerakan Mahasiswa, tahun 1994 ; Asia Against West, Asia-network, Korea, 2003 (Bahasa Korea), Jalan Terjal Menegakkan Kebenaran, Menolak Kompromi Jadi Korban Politik (Pledoi Rahardi Ramelan), I am a Journalist, Pledoi, Tempo, 2004. Memoar Orang Biasa, Ceritanet.Com, London, 2004.
Almarhum juga mengajar jJurnalistik di Kursus Jurnalistik Muhammadiyah, Bandung. Mengajar kursus-kursus jurnalistik untuk mahasiswa, pelajar dan lembaga-lembaga lain, antara lain di UPN Veteran, Jakarta, IKIP/UNJakarta, STTN Jakarta, UPancas, SMP Lab School Jakarta, Universitas Indonesia, IAPI Jakarta, Unisba-Bandung, UnPas-Bandung, Unpad Bandung, Unikom Bandung, IAIN Surabaya, Radio Jakarta News FM, Undip Semarang dan sebagainya, ex-Announcer Radio Safari Jakarta dan Radio Jakarta News FM Jakarta.
Selama menjadi advokat, Ate aktif membela orang-orang yang disingkirkan karena diskriminasi agama, rakyat miskin, dan orang-orang dizalimi.
Seperti, Hendra Saputra Office Boy yang ditumbalkan oleh anak menteri dalam kasus korupsi di Kementerian KUKM, tuduhan pelaku tawuran di Tanah Abang, pedagang yang termiskinkan karena impor barang jadi, kejahatan lingkungan di Bandung dan Sumedang.
Dalam dunia advokasi dan pembelaan kemanusiaan Ahmad Taufik juga bergabung dalam koalisi Advokat international untuk pembelaan hak-hak bangsa Palestina. (des)