Ketua IPSI Bali DBM Suharya, Wakil Ketua DPRD Denpasar Made Muliaan Arya bersama para pimpinan, guru PSHT Korwil Bali saat syukuran dan pengesahan warga baru SHT Korwil Bali di Denpasar |
DENPASAR – Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Bali Brigjen Pol Purn. Dewa Made Suharya mengharapkan warga baru Perguruan Silat Setia Hati Tarate (PSHT) bisa mengamalkan semua ajaran SHT dalam kehidupan sehari-hari sehingga keberadaannya bisa menjadi barokah dan benteng tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal itu disampaikan Suharya saat membuka tasyakuran dan pengesahan warga baru SHT yang digelar di Gedung Nari Graha Denpasar, Selasa 18 September 2018 malam.
Acara dihadiri juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar Made Muliawan Arya, para tokoh perguruan silat di Bali lainnya seperti Bakti Negara, Kertha Wisesa, Perisai Diri, Asad, Pagar Nusa dan Tapak Suci.
Dalam kesempatan itu, mantan Kapoltabes Denpasar ini, menceritakan pengalamannya selama ini dalam membesarkan cabang olahraga pencak silat di Tanah Air. Selama bertugas di berbagai daerah , perhatian dan dukungan besar diberikan untuk memajukan pencak silat.
“Selamat kepada warga baru SHT, semoga bisa menjadi warga yang barokah,” tegasnya disambut ribuan warga SHT yang menghadiri acara tersebut.
Suharya yang mengganggap warga SHT sebagai semeton atau saudara ini, bisa mengamalkan ajaran SHT dalam kehidupan sehari-hari dengan baik sehingga bisa berguna bagi diri dan keluarga, masyarakat bangsa dan negara.
Ketua IPSI Bali DBM Suharya saat menghadiri tasyakuran dan pengesahan warga baru PSHT Bali |
“Saya harapkan juga, warga SHT mampu meyakinkan dirinya dan bersedia menjadi benteng-benteng yang kokoh demi tegaknya NKRI, semoga Tuhan memberikan barokah kepada kita semua,”tandas mantan Kapolwil Pekalongan ini.
Apresiasi dan dukungan kepada warga baru SHT juga disampaikan tokoh pemuda yang besar juga di olahraga silat Bakti Negara Made Muliawan yang kini duduk di Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar. Pria yang disapa De Gadjah ini, menyampaikan selamat kepada warga baru menjadi keluarga besar SHT di Bali.
“Selamat adik-adik diwisuda menjadi warga baru, adik-adik bukan hanya sebagai warga PSHT saja tetapi lebih dari itu, amalkan apa yang menjadi semboyan semasih matahari terbit dari timur selama bumi masih dihuni manusia, persaudaraan tetap dijaga sampai abadi, itu harus diamalkan,” tegas De Gadjah.
Selain itu, dia meminta warga SHT tetap menjaga persatuan antar sesama perguruan dan masyarakat lainnya. “Kehidupan saya, tidak pernah lepas dari pencak silat, ayah saya pendekar dan pelatih di Bakti Negara, saya besar di Bakti Negara,” cerita De Gadjah.
Dia lalu berkisah semasa menempuh bangku kuliah di Malang Jawa Timur, mengenal nama PSHT tahun 1999.
Kala itu, yang diketahui tentang ajaran SHT bagaimana tetap menjaga erat persaudaraan. Rupanya, apa yang didengarnya itu, dia buktikan sendiri ketika perlahan mulai mengenal teman-teman dan saudara dari PSHT.
“Dari namanya saja, betapa erat persaudaraan SHT, setelah saya kenal, oh ternyata itu tidak salah, saya tetap bangga menjadi keluarga besar pencak silat,” tukas Ketua Pertina Denpasar yang disambut applaus ribuan hadirin.
Pada bagian akhir, sebagai tokoh masyarakat Bali dan wakil pimpinan dewan, De Gadjah juga menitipkan Bali kepada warga SHT. “Tolong jaga persatuan dan persaudaraan, kami titip kepada saudara-saudaraku warga PSHT untuk bersama-sama menjaga Bali,” demikian De Gadjah. (rhm)