![]() |
Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Wayan Mardiana dan Plt Kadis Pariwisata Putu Astawa (kanan) saat memberikan keterangan pers terkait polemik virus African Swine Fever (ASF) |
Denpasar – Kadisparda Provinsi Bali Putu Astawa mengakui isu-isu kesehatan sangat rentan dan mempengaruhi sektor pariwisata.
Karena itu, pihaknya mengapresiasi langkah-langkah antisipasi yang sudah dilaksanakan Disnak Provinsi Bali dalam mengantisipasi polemik penyebaran flu babi Afrika yang merebak belakangan ini.
“Penjelasan Dinas Peternakan Provinsi Bali, tepat untuk mengantisipasi kerugian yang bisa dialami peternak babi di Bali, apabila virus menjangkiti wilayah Bali,” jelasnya kapada wartawan, Jumat (27/12/2019).
Yang terpenting lagi, bisa menjawab klarifikasi atas informasi yang salah tentang wabah virus ASF yang menghantui para wisatawan sehingga mempengaruhi sektor pariwisata sebagai motor penggerak perekonomian Bali.
“Hal yang terpenting untuk para stake holder pariwisata di Bali seperti PHRI dan sebagainya yakni memahami tentang jenis dan mekanisme penyebaran virus ini,” tandansya.
Seperti dijelaskan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak) Provinsi Bali Wayan Mardiana bahwa virus ini tidak berbahaya bagi manusia, hanya babi ke babi.
Perlu dipahami agar tidak salah memberikan informasi, karena isu-isu kesehatan sangat rentan terhadap sektor pariwisata. “Untuk itulah kami mengundang para rekan-rekan media untuk membantu menyebarkan informasi ini agar berada pada posisi yang benar,” himbaunya. (rhm)