Jadikan Rumah Kapal Pesiar Dunia, Pelabuhan Benoa Terus Dikembangkan

29 Desember 2017, 13:56 WIB
IMG 20171228 WA0000
GM PT Pelindo III Cabang Benoa I Wayan Eka Saputra

DENPASAR – PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Benoa, Bali, terus melakukan pengembangan dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan pesiar sehingga ke depan diharapkan bisa menjadi rumahnya kapal pesiar di dunia.

Sesuai rencana, proyek pengembangan Pelabuhan Benoa akan dimulai Januari 2018 Mengacu Rencana Induk pelabuhan (RIP), nantinya diharapkan bisa melayani kunjungan kapal pesiar berukuran besar.

General Manager PT Pelindo III Cabang Benoa, I Wayan Eka Saputra mengungkapkan, saat ini untuk kapal pesiar ukuran besar dan panjangnya lebih dari 250 meter belum bisa bersandar.

“Jika pembangunan proyek tersebut rampung, maka kapal pesiar ukuran besar akan bisa bersadar di Pelabuhan Benoa,” tegas Eka kepada wartawan, Jumat (29/12/2017).

Kata dia, selama ini banyak kapal-kapal besar yang sekedar lewat saja di Bali. Diakuinya, masih ada kendala yakni tidak cukupnya untuk menerima akibat faktor dermaga yang tidak memadai.

Perluasan terminal penumpang dan penambahan fasilitas Pelabuhan Benoa tersebut akan dilakukan selama kurang lebih 8-9 bulan dan ditarget bulan September 2018 sudah rampung. “Ini yang akan kita bahas untuk bisa dimulai 2018 sebelum Konferensi Bank Dunia-IMF,” ujarnya.

Dikatakan, dengan tidak bergesernya pertemuan penting tingkat dunia, Annual Meeting IMF-World Bank yang akan berlangsung di Nusa Dua, Bali pada Oktober 2018 maka stidaknya Pelindo III telah mengantisipasi jika ada delegasi yang datang menggunakan kapal pesiar (cruises).

“Setidaknya program perluasan pelabuhan Benoa tetap berjalan sebagai antisipasi menyambut IMF,” tutur pria yang sebelumnya bertugas di Pelindo Cabang Tanjung Mas Semarang ini.

Untuk persiapan IMF, pihaknya akan melakukan perluasan terminal penumpang dan mempercantik Pelabuhan Benoa diberikan khas tersendiri seperti di bandara. “Sekarang proses lelang (tender proyek), Januari 2018 selesai lelang, langsung pengerjaan,” ucap pria asal Kabupaten Bangli, Bali ini

Dengan perluasan terminal ini, diharapkan akan lebih banyak mampu menampung penumpang yakni hingga empat ribu penumpang. Saat ini, terminal yang ada hanya mampu menampung 1.500 penumpang.

Sehingga kedatangan kapal pesiar berukuran lebih panjang dengan kapasitas penumpang lebih banyak akan dapat terakomodir di pelabuhan setempat.

“Bisa saja delegasi IMF pakai ‘cruises’ kemungkinan itu besar sekali. Saat ini Pelabuhan Benoa bisa menerima untuk kapal besar panjang 260 meter. Ke depan untuk yang 340 meter bisa berlabuh. Makanya perluasan dilakukan dua kali lipat dari yang ada sekarang,” ucapnya.

Eka berharap dengan perluasan dan penambahan fasilitas yang diperlukan oleh pengguna jasa, ke depannya Pelabuhan Benoa dapat menjadi rumahnya kapal pesiar (cruises) seperti di Singapura.

Ditambahkan Eka, kedatangan kapal pesiar di Pelabuhan Benoa pada 2017 tercatat 66 kapal. Sementara tiga tiga kapal pesiar lainnya melakukan pembatalan pelayaran ke Bali akibat erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini